Sebab, kata Nerina, ia langsung menangani Rizieq karena kebetulan masih berada di RS Ummi meski bukan menjadi dokter jaga.
"SOP-nya bagaimana? Kalau ada pasien apakah diserahkan ke dokter yang lagi nganggur yang kebetulan di situ atau dokter jaganya? Saya tanya SOP-nya di rumah sakit, ada SOP-nya enggak di rumah sakit?" tanya hakim.
Baca juga: Dalam Sidang, Dokter RSCM Ungkap Kronologi Hasil Tes Swab Rizieq yang Positif Covid-19
Nerina kemudian menjawab bahwa Rizieq merupakan pasien privilege yang prosedur penangannya berbeda dengan pasien umum sehingga dapat langsung ditangani oleh dokter spesialis.
"Jadi protapnya sebetulnya kalau memang kebetulan pasien itu membutuhkan penanganan dokter spesialis, kita langsung tentukan," kata Nerina.
4. Alasan Rizieq Pulang Lebih Cepat
Dalam persidangan, Rizieq mengungkap alasannya meninggalkan RS Ummi lebih cepat ketika kesehatannya belum pulih sepenuhnya.
Ia mengaku tertekan selama menjalani perawatan di sana, terutama setelah pihak RS Ummi dilaporkan ke polisi pada Sabtu (28/11/2020) dini hari.
"Saya hanya ingin menyampaikan di sini bahwa Ibu Dokter Nerina tidak mengizinkan saya pulang pada awalnya karena memang belum tuntas pengobatannya. Saya minta maaf saat itu, saya berkeras saya mau pulang karena saya sudah bisa mendapatkan kenyataan tekanan-tekanan," kata dia.
Rizieq merasa menjadi beban karena membuat pihak RS Ummi terpaksa berurusan dengan hukum.
Ia menyebutkan, pihak RS Ummi yang terseret sebagai tersangka maupun saksi dalam kasus ini terdiri dari satu direktur utama, satu direktur umum, dua manajer, dua dokter, dua perawat, satu pemilik rumah sakit, dan tiga dokter dari MER-C.
"Karena saya beban, saya tidak mau bikin susah Rumah Sakit Ummi, saya enggak mau bikin susah Ibu Dokter dan lainnya, terpaksa saya pulang," kata Rizieq.
Baca juga: Sidang Kasus Tes Swab, Dokter Sebut Rizieq Shihab Pasien Privilege di RS Ummi Bogor
Ia mengatakan, sebelum meninggalkan RS Ummi, dirinya telah bersepakat dengan dokter agar tetap didampingi oleh tim MER-C untuk menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Jadi sekali lagi, saya tidak memaksa pulang, tapi memang karena situasi luar biasa. Saya malu sekali, betul-betul malu, kok rumah sakit sudah begitu baik, dokter sudah begitu baik, luar biasa bagusnya, kok ada dirutnya dipidanakan, dokter-dokternya dipaksa jadi saksi, saya malu," kata dia.
5. Pengakuan Rizieq Larang Buka Hasil Lab
Dalam persidangan itu pula, Rizieq mengakui dirinya melarang dokter dan tenaga medis untuk membuka hasil laboratorium dan pemeriksaan kesehatan dirinya.