Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2021, 11:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menekankan, pembangunan infrastruktur merupakan pendukung perkembangan peradaban masyarakat, tidak hanya sekadar membangun fisik.

Hal itu ia sampaikan saat meresmikan terminal Bandara Kuabang, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu (24/3/2021).

"Banyak yang bertanya kepada saya kenapa infrastruktur menjadi fokus dalam pembangunan di negara kita. Perlu saya sampaikan, infrastruktur itu bukan hanya (soal) fisiknya," ujar Jokowi, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Jokowi ke Halmahera Utara, Resmikan Terminal Bandara Kuabang dan Tinjau Vaksinasi

"Sering tidak kita sadari bahwa infrastruktur itu membangun peradaban," ucapnya.

Jokowi mencontohkan, sebelum dibangun jalan raya, masyarakat harus berjalan kaki jika hendak bepergian dari Halmahera Utara ke Sofifi.

Setelah ada jalan raya, masyarakat dapat menggunakan bus, sepeda motor dan mobil. Jokowi menyebut kondisi tersebut merupakan bentuk pembangunan peradaban baru.

"Dan misalnya setelah ada bandara ini, kita disiplin harus tepat waktu, sebab datang ke bandara untuk terbang ke kota-kota lain dan jamnya telah ditentukan," kata Jokowi.

"Kalau terlambat kita akan tertinggal pesawat. Itu juga membangun kedisiplinan baru, membangun peradaban," tutur dia.

Baca juga: Jokowi: Terus Didorong Kerja Sama Pemerintah-Badan Usaha untuk Pembangunan Infrastruktur

Adapun, Bandara Kuabang memiliki runway sepanjang 2.400 meter dengan lebar 30 meter sehingga mampu menerima pendaratan pesawat narrow body bermesin jet (Boeing 737 atau Airbus 320).

Kapasitas bandara ini mampu menampung 160 ribu penumpang per tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sekjen DPR 'Lari-Larian' Hindari Wartawan Usai Diperiksa KPK

Sekjen DPR "Lari-Larian" Hindari Wartawan Usai Diperiksa KPK

Nasional
Disebut PKS Ingin Jadi Kader, Sandiaga Klaim Masih Konsultasi dengan Kiai

Disebut PKS Ingin Jadi Kader, Sandiaga Klaim Masih Konsultasi dengan Kiai

Nasional
Ahmad Ali Minta Tim Delapan KPP Tahan Diri Bocorkan Informasi Soal Cawapres Anies

Ahmad Ali Minta Tim Delapan KPP Tahan Diri Bocorkan Informasi Soal Cawapres Anies

Nasional
Beda Suara di Internal Nasdem Soal Waktu Penentuan Cawapres Anies

Beda Suara di Internal Nasdem Soal Waktu Penentuan Cawapres Anies

Nasional
Praperadilan LP3HI Tak Diterima, PN Jakarta Selatan: Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri Masih Diselidiki

Praperadilan LP3HI Tak Diterima, PN Jakarta Selatan: Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri Masih Diselidiki

Nasional
Punya Pengaruh Luas, Jokowi Diminta Bijak soal 'Endorsement' Capres

Punya Pengaruh Luas, Jokowi Diminta Bijak soal "Endorsement" Capres

Nasional
Kemenlu Ungkap Ada WNI Kasus TPPO yang Kembali Kerja di Perusahaan 'Online Scam' Usai Dipulangkan

Kemenlu Ungkap Ada WNI Kasus TPPO yang Kembali Kerja di Perusahaan "Online Scam" Usai Dipulangkan

Nasional
Update 31 Mei 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 428 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.807.513

Update 31 Mei 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 428 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.807.513

Nasional
Cawe-cawe Jokowi Jelang Pemilu Dikhawatirkan Bisa Memicu Ketidakadilan

Cawe-cawe Jokowi Jelang Pemilu Dikhawatirkan Bisa Memicu Ketidakadilan

Nasional
Kejagung Tetapkan 1 Tersangka Baru Kasus Korupsi TWP AD 2019-2020

Kejagung Tetapkan 1 Tersangka Baru Kasus Korupsi TWP AD 2019-2020

Nasional
KPK Duga Kepala Bea Cukai Makassar Tukar Valas ke Rupiah Sebelum Beli Rumah

KPK Duga Kepala Bea Cukai Makassar Tukar Valas ke Rupiah Sebelum Beli Rumah

Nasional
MK Enggan Tanggapi Ancaman DPR soal Putusan Sistem Pemilu

MK Enggan Tanggapi Ancaman DPR soal Putusan Sistem Pemilu

Nasional
BPIP: Negara Ini Tak Akan Bubar dengan Sistem Proporsional Terbuka atau Tertutup

BPIP: Negara Ini Tak Akan Bubar dengan Sistem Proporsional Terbuka atau Tertutup

Nasional
Paloh, AHY, dan Presiden PKS Cium Indikasi Anies Baswedan Dijegal Penguasa

Paloh, AHY, dan Presiden PKS Cium Indikasi Anies Baswedan Dijegal Penguasa

Nasional
Yasonna Peringatkan Turis Asing yang Melanggar Hukum di Bali: Deportasi dan Cekal

Yasonna Peringatkan Turis Asing yang Melanggar Hukum di Bali: Deportasi dan Cekal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com