Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Kalau Testing Covid-19 di Atas 40.000 Per Hari, Saya Nyaman

Kompas.com - 19/03/2021, 17:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, standar testing atau pemeriksaan Covid-19 di Indonesia idealnya sebanyak 267.000 orang setiap pekan.

Sehingga, dalam sehari setidaknya angka testing Covid-19 di Indonesia mencapai 40.000 orang.

"Jadi untuk standarnya, testing itu standar WHO satu per seribu penduduk per minggu. adi kalau penduduk indonesia 269 juta orang, artinya kita mesti testint 269 ribu per pekan atau kalau dibagi tujuh hari itu sekitar 40 ribu per hari," ujar Budi dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan YouTube Kementerian Perekonomian, Jumat (19/3/2021).

Baca juga: Pasutri Meninggal akibat Covid-19 Usai Reuni Sekolah, 15 Kontak Erat Dites Swab PCR

"Jadi kalau hasil testing sudah di atas 40.000 per hari saya sudah nyaman. Memang kami mendapatkan tugas untuk bisa konsentrasi memperbaiki metode testing, tracing dan isolasi kita," jelasnya.

Namun, dia mengakui pelaksanaan testing Covid-19 pun berpacu dengan waktu.

Sebab, semakin cepat hasil testing diketahui, akan semakin baik manfaatnya karena bisa langsung melakukan tracing untuk memutus rantai penularan Covid-19.

"Maka hasil tracingnya di bawah 24 jam. Dan dengan PPKM ini Pak Menko Perekonomian menyetujui digunakannya rapid antigen," tutur Budi.

Baca juga: BPOM Rilis Izin Darurat Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Covid-19

"Sesuai rekomendasi WHO, rapid antigen untuk pemeriksaan kontak erat jadi kasus positif bisa kita diagnosis lebih cepat lagi. Karena ini kan hasilnya diketahui dalam menit bukan dalam jam," lanjut Budi.

Selain memaksimalkan testing, Kemenkes juga diminta memastikan fungsi tracing atau pelacakan.

Adapun standar internasional tracing menyasar 15 sampai 30 kontak erat untuk setiap kasus Covid-19. Tracing dilakukan dalam waktu 72 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com