Sehingga, dalam sehari setidaknya angka testing Covid-19 di Indonesia mencapai 40.000 orang.
"Jadi untuk standarnya, testing itu standar WHO satu per seribu penduduk per minggu. adi kalau penduduk indonesia 269 juta orang, artinya kita mesti testint 269 ribu per pekan atau kalau dibagi tujuh hari itu sekitar 40 ribu per hari," ujar Budi dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan YouTube Kementerian Perekonomian, Jumat (19/3/2021).
"Jadi kalau hasil testing sudah di atas 40.000 per hari saya sudah nyaman. Memang kami mendapatkan tugas untuk bisa konsentrasi memperbaiki metode testing, tracing dan isolasi kita," jelasnya.
Namun, dia mengakui pelaksanaan testing Covid-19 pun berpacu dengan waktu.
Sebab, semakin cepat hasil testing diketahui, akan semakin baik manfaatnya karena bisa langsung melakukan tracing untuk memutus rantai penularan Covid-19.
"Maka hasil tracingnya di bawah 24 jam. Dan dengan PPKM ini Pak Menko Perekonomian menyetujui digunakannya rapid antigen," tutur Budi.
"Sesuai rekomendasi WHO, rapid antigen untuk pemeriksaan kontak erat jadi kasus positif bisa kita diagnosis lebih cepat lagi. Karena ini kan hasilnya diketahui dalam menit bukan dalam jam," lanjut Budi.
Selain memaksimalkan testing, Kemenkes juga diminta memastikan fungsi tracing atau pelacakan.
Adapun standar internasional tracing menyasar 15 sampai 30 kontak erat untuk setiap kasus Covid-19. Tracing dilakukan dalam waktu 72 jam.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/19/17140861/menkes-kalau-testing-covid-19-di-atas-40000-per-hari-saya-nyaman