"Jangan sudah lebih dari satu tahun belum muncul apa yang sudah kita sampaikan, apa yang sudah kita janjikan," ungkapnya.
Baca juga: Ingatkan Pemerintah Daerah, Jokowi: Jangan Saat Ada Bencana Baru Pontang-panting
Keempat, pemda harus memastikan sistem peringatan dini bencana berfungsi dengan baik. Sehingga dapat bekerja dengan cepat dan bisa bekerja dengan akurat.
Menurut Jokowi, kecepatan adalah kunci menyelematkan dan mengurangi jatuhnya korban.
"Terakhir, memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait dengan kebencanaan harus terus menerus ditingkatkan mulai dari lingkup sosial yang paling kecil yaitu keluarga," kata Jokowi.
"Melakukan simulasi bencana secara rutin di daerah rawan bencana, sehingga warga semakin siap menghadapi bencana yang ada," tambahnya.
Sebelumnya Jokowi mengatakan, Indonesia termasuk ke dalam negara-negara di dunia dengan risiko bencana yang tinggi.
Bahkan, Indonesia masuk rangking tertinggi dalam daftar 35 negara paling berisiko bencana di dunia.
"Kita sekali lagi menduduki ranking tertinggi negara paling rawan bencana karena jumlah penduduk kita juga besar. Sehingga, risiko jumlah korban yang terjadi apabila ada bencana juga sangat besar," katanya.
Jokowi mencontohkan, sebagaimana yang diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, selama 2020 terjari 3.253 bencana di Tanah Air.
Sehingga apabila dirata-rata ada sembilan bencana yang terjadi dalam sehari.
Baca juga: Menko PMK Dorong Masjid Berperan Sosialisasikan Siaga Bencana
"Ini bukan sebuah angka yang kecil, tapi cobaan, ujian dan tantangan itu yang harus kita hadapi. Baik bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi," tegasnya.
"Saya melihat kunci utama dalam mengurangi risiko terletak pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana yang selalu saya sampaikan berulang-ulang. Pencegahan, pencegahan, jangan terlambat, jangan terlambat," lanjut Jokowi.
Meski demikian, dirinya tetap menekankan bahwa aspek pencegahan lain pun penting dilakukan.
Salah satunya dengan mempersiapkan diri sehingga tidak reaktif saat bencana alam terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.