JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan terus menjadi isu yang diarusutamakan pemerintah dalam praktik politik luar negeri Indonesia.
Menurut Retno, meski kesempatan perempuan untuk berkiprah di berbagai bidang kini kian luas, tetapi masih ada diskriminasi yang harus dihadapi perempuan.
"Di semua diskusi internasional, kita letakkan isu perlindungan terhadap perempuan dan pemberdayaan perempuan secara bersama," kata Retno dalam webinar 'Perempuan Berdaya Indonesia Maju' yang digelar Kaukus Perempuan Parlemen, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Menteri PPPA Minta Parpol Berperan Putus Rantai Kekerasan Perempuan dan Anak
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenlu yaitu menginisiasi gerakan pemberdayaan perempuan dalam isu perdamaian. Menurut Retno, partisipasi perempuan dalam proses perdamaian dunia masih relatif rendah.
Jumlah perempuan Indonesia yang berperan dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri hanya sekitar 5 persen atau 163 dari 2.228 orang.
Akhirnya, Indonesia menginisasi lahirnya Resolusi 2538 (2020) mengenai personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.
"Resolusi ini memiliki makna yang sangat penting, karena akan mendorong terciptanya kondisi kondusif bagi perempuan dalam misi PBB dan menunjukkan keberpihakan kita untuk meningkatkan jumlah penjaga perdamaian perempuan di misi-misi PBB," ujar Retno.
Selain itu, Indonesia juga membentuk jaringan atau network perempuan penjaga pemelihara perdamaian.
Retno mengatakan jaringan ini merupakan wadah bagi para perempuan berbagi pengalaman, sekaligus mendorong lebih banyak negosiator perempuan yang terlibat dalam proses perdamaian.
"Di Afghanistan kita membentuk Afghanistan Indonesia Women Solidarity Network pada 1 Maret 2020," kata dia.
"Di ASEAN, Indonesia menginisiasi dibentuknya Southeast Asian Network of Women Peace Negosiators and Mediators," tambah Retno.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Nasional Targetkan Peran Perempuan
Ia pun mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Indonesia untuk melindungi perempuan dan anak akibat konflik yang terjadi di dunia.
Apalagi, masa pandemi ini berpotensi menimbulkan kerentanan baru terhadap terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
"Tantangan ini menyebabkan tantangan lebih besar terhadap perempuan, tak hanya di Indonesia juga dunia," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.