JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, untuk mengembangkan industri pangan nasional, Kementerian BUMN berencana membentuk klaster BUMN pangan.
Menurut dia, pembentukan klaster ini juga meliputi untuk pemenuhan pasar domestik, substitusi impor ataupun peningkatan ekspor.
Pembentukan klaster ini, kata dia, juga menegaskan bahwa Indonesia tidak anti-impor. Namun, dalam hal impor, diakuinya ada langkah penekanan yang diambil BUMN.
"Kita tidak anti-impor, tapi ya kalau bisa kita tekanlah. Kan Covid-19 ini mengajarkan negara-negara yang sustainable itu adalah negara-negara yang punya market besar dan sumber daya alam," kata Erick dalam acara virtual Jakarta Food Security Summit ke-5 tentang Strategi Ekspor Indonesia Saat dan Pasca Pandemi, Kamis (19/11/2020).
Kendati demikian, ia mengakui adanya kekurangan yang dimiliki Indonesia, terutama terkait logistik dan teknologi.
Baca juga: Program Mina Padi Unsika, Bantu Tambah Bahan Pangan Petani Saat Pandemi
Oleh sebab itu, Erick mengatakan, berulang kali Presiden Joko Widodo menekankan soal investasi pemerintah yang harus tetap berjalan.
Di sisi lain, ia berharap pembentukan klaster BUMN pangan juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan.
Untuk mewujudkannya, Erick mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengecilkan klaster dari 27 menjadi 12 klaster. Salah satunya adalah value chain klaster pangan.
"Dari 141 perusahaan menjadi 41. Salah satunya yaitu value chain klaster pangan ini. Tadinya banyak perusahaan, tapi dikonsolidasi menjadi satu perusahaan, tetapi fokus kepada core bisnisnya," jelas dia.
Adapun komoditas yang dikelola dalam value chain klaster pangan ini di antaranya beras, jagung, gula, ayam, kambing, ikan, cabai, bawang merah, dan garam. Sembilan komoditas tersebut dikelola oleh BUMN Pangan.
Baca juga: Menteri PUPR Ungkap Alasan Jokowi Banyak Bangun Bendungan
Selain itu, kata Erick, pembentukan BUMN klaster pangan juga dalam rangka mendukung Indonesia Emas 2045.
Ada tiga unsur yang menjadi pilar utama menuju Indonesia Emas 2045, yaitu ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.