JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengirim surat terbuka kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron, melalui Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.
Dalam suratnya, Syaikhu mengutuk keras sikap Macron karena dinilai memprovokasi agama. Syaikhu juga meminta Macron menarik ucapan serta meminta maaf kepada warga dunia.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Presiden PKS, Pipin Sopian, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (1/11/2020).
"Kami menentang narasi berbasis kebencian dan penghinaan terhadap Islam, termasuk tindakan tidak menghormati nabi kami, Muhammad SAW. Apa yang Anda sampaikan menunjukkan nihilnya penghormatan terhadap keberagaman, kesetaraan dan keadilan," bunyi petikan surat Syaikhu.
Baca juga: Polisi Dalami Kemungkinan Adanya Transanksi Video Porno oleh Predator Anak asal Prancis
"Kami mendesak Anda untuk menarik ucapan Anda yang menghina Islam, serta meminta maaf kepada warga dunia, khususnya umat nuslim yang telah tersakiti oleh pernyataan ceroboh Anda," tulis Syaikhu lagi.
Surat terbuka itu diantarkan oleh Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri DPP PKS Sukamta dan Juru Bicara PKS Pipin Sopian serta M Kholid.
Adapun, Juru Bicara Presiden PKS Pipin Sopian menyampaikan apresiasi atas sikap Presiden Joko Widodo yang mengecam pernyataan Macron.
Atas sikapnya, Jokowi dinilai sensitif dalam membaca keresahan rakyat Indonesia.
Baca juga: Soal Red Notice Djoko Tjandra, Polri: Interpol di Prancis yang Menghapus
"Kami apresiasi sikap Pak Jokowi yang sensitif membaca keresahan masyarakat Indonesia. Sebagai Presiden dari negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya beliau suarakan kemarahan umat Islam Indonesia," ujar dia.
Pipin berharap, Jokowi juga bisa sensitif terhadap berbagai permasalahan dalam negeri, termasuk mendengarkan aspirasi rakyat terhadap penolakan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja.
"Semoga di berbagai permasalahan dalam negeri Presiden Jokowi juga bisa lebih sensitif, termasuk mendengarkan aspirasi mayoritas masyarakat Indonesia dengan mengeluarkan Perppu yang mencabut UU Cipta Kerja," kata dia.
Baca juga: Polisi Dalami Kemungkinan Adanya Transanksi Video Porno oleh Predator Anak asal Prancis
Sebelumnya, pernyataan Macron mengenai Islam juga telah memicu kemarahan bagi negara-negara mayoritas Muslim.
Macron menyatakan akan melawan segala bentuk "separatisme Islam" pasca-peristiwa pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di luar Paris, awal Oktober.
Paty sebelumnya dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para muridnya di kelas tentang kebebasan berbicara.
Dalam dua bulan terakhir, terdapat sejumlah insiden berdarah setelah Charlie Hebdo menerbitkan kartun tersebut.
Pertama, penyerangan di dekat kantor Charlie Hebdo pada 24 September; serangan terhadap penjaga kemanan di kantor Konsulat Perancis di Jeddah, Arab Saudi; serta serangan yang menewaskan tiga orang di Nice, Kamis (29/10/2020).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.