Kendati kasus aktif Covid-19 masih meningkat, namun Wiku menyebut kontribusi 10 provinsi prioritas terhadap kasus aktif nasional cenderung menurun.
Kesepuluh provinsi prioritas itu, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, dan Banten.
Wiku menjelaskan, pada 27 September lalu, kontribusi 10 provinsi ini pada kasus aktif nasional sebanyak 67,62 persen.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 di Jawa Tengah Meningkat dalam 2 Pekan Terakhir
Kemudian pada 4 Oktober, 10 provinsi prioritas menyumbang 66,38 persen kasus aktif.
Lalu, pada 11 Oktober kembali mengalami penurunan di angka 65,64 persen.
"Ini adalah kabar baik dan perlu untuk terus ditekan. Sehingga persentase kontribusi kasus aktif di 10 provinsi prioritas ini dapat semakin menurun," kata Wiku.
Wiku juga menyebut, angka kesembuhan pasien Covid-19 di 10 provinsi prioritas mengalami peningkatan.
Namun, ia mengakui kontribusi 10 provinsi prioritas terhadap kesembuhan nasional menurun.
Pada 27 september tercatat 79,35 persen dari kasus kesembuhan nasional berasal dari 10 provinsi prioritas.
Baca juga: Satgas Ingatkan 16 Daerah dengan Kasus Aktif Covid-19 Kurang dari 1.000 untuk Hati-hati
Kemudian angkanya menurun pada 4 Oktober menjadi 77,64 persen dan menjadi 76,81 persen pada 11 Oktober.
"Tigkat kesembuhan ini harus selalu ditingkatkan baik di 10 provinsi prioritas maupun di tingkat nasional. 10 provinsi priorotas diharapkan dapat berkontribusi lebih tinggi dalam angka kesembuhan nasional," ucap Wiku.
Sebagaimana diketahui, pemerintah mengumumkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan farmasi internasional dalam pengadaaan vaksin Covid-19, yakni Sinovac, Sinopharm, Cansino, dan AstraZeneca.
Kandidat vaksin Covid-19 dari keempat perusahaan tersebut tengah menjalani uji klinis tahap ketiga.
Pemerintah mengatakan vaksin Covid-19 siap diedarkan pada November.
Meski demikian, Wiku Adisasmito tetap meminta masyarakat tak terlena dengan rencana pengadaan vaksin Covid-19 oleh pemerintah.
Baca juga: Kota Bogor Dapat Jatah 200.000 Vaksin Covid-19, Bima Arya Sebut Tenaga Medis Jadi Prioritas
Ia mengingatkan, pandemi Covid-19 tak serta-merta selesai dengan adanya vaksin, sehingga masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Walaupun vaksin akan dipersiapkan dan diproduksi dalam waktu jangka waktu yang dekat, kita tidak boleh terlena dengan ini," ucap Wiku.
Wiku menuturkan, solusi pengendalian Covid-19 bukan hanya vaksin, melainkan juga dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Ia mengatakan, penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, merupakan cara sederhana dalam mengendalikan wabah Covid-19. Kendati demikian, cara tersebut sangat efektif.