Wiku mengungkapkan, penerapan protokol kesehatan secara disiplin dalam sebuah masyarakat dapat menurunkan risiko penularan hingga 85 persen.
"Sehingga, jika kita bisa menerapkan ketiga protokol sekaligus, risiko penularan akan turun jauh lebih besar. Adaptasi perilaku memang tidak mudah. Oleh karena itu perlu kerja sama elemen masyarakat dalam pengendalian Covid-19," tutur Wiku.
Baca juga: Rusia Menyetujui Vaksin Kedua Covid-19 Setelah Uji Coba Awal
"Kami mohon seluruh masyarakat di Indonesia betul-betul memahami kondisi pandemi Covid-19 sambil mengubah perilaku. Memastikan kita bisa bertahan menghadapi Covid-19 ini dan menunggu penyiapan program vaksinasi sehingga kita bisa terproteksi dengan berbagai cara," ucap dia.
Di sisi lain, jumlah kematian dokter akibat terpapar Covid-19 terus bertambah.
Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Ari Kusuma Januarto mengatakan, pekan ini ada empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19.
"Pekan ini, empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Dalam waktu dua pekan Oktober, sudah ada sembilan dokter meninggal dunia," ujar Ari dalam keterangan tertulis PB IDI yang diterima Kompas.com, Kamis (15/10/2020).
"Sehingga, total 136 dokter wafat akibat Covid-9 (secara keseluruhan)," ujar dia.
Ari memerinci, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 71 dokter umum dan 63 dokter spesialis serta dua residen.
Baca juga: Sempat Molor, Insentif Tenaga Medis Kota Bekasi Dijanjikan Cair Bulan Ini
Semuanya berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang (kota/kabupaten).
Kemudian, berdasarkan data provinsi, angka kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur (32 dokter).
Secara berturut-turut disusul oleh Sumatera Utara (23 dokter), DKI Jakarta (19 dokter), Jawa Barat (12 dokter), Jawa Tengah (9 dokter), Sulawesi Selatan (6 dokter), Bali (5 dokter), dan Sumatera Selatan (4 dokter).
Lalu, ada Kalimantan Selatan (4 dokter), Aceh (4 dokter), Kalimantan Timur (3 dokter), Riau (4 dokter), Kepulauan Riau (2 dokter), DI Yogyakarta (2 dokter), Nusa Tenggara Barat (2 dokter), Sulawesi Utara (2 dokter), Banten (2 dokter), dan Papua Barat (1 dokter).
Merujuk data ini, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.
"Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar Covid-19. Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari.
"Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya. Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan," lanjut dia.
Ari menyebutkan, perhatian semua pihak diharapkan bisa membantu tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.