Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Senyawa Arsenik Menjalari Tubuh, Cak Munir Dibunuh 16 Tahun Lalu...

Kompas.com - 07/09/2020, 18:19 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kemudian, sekitar 10 petugas polisi militer merangsek ke dalam pesawat. Petugas tersebut kemudian menanyai sejumlah penumpang, pramugari, dan pilot Pantun Matondang.

Usai 20 menit melakukan pemeriksaan, polisi militer kemudian mempersilakan para penumpang turun

Jenazah pria kelahiran Batu, Malang, Jawa Timur, kemudian dibawa turun. Jenazah Munir masih dalam penanganan otoritas bandara.

Baca juga: Kios Kecil dan Sayup Suara Dokumen TPF Pembunuhan Munir

Kemudian, petugas melakukan autopsi.

Kini, setelah belasan tahun peritiwa kelam itu terjadi, ternyata masih menyisakan tabir. Pasalnya, hingga kini belum diketahui fakta yang menjabarkan secara pasti mengenai kronologi kematian Munir.

Namun, petunjuk Munir tewas diracun nampak terlihat pasca-pesawat yang ditumpanginya transit di Bandara Changi atau pada saat pesawat lepas landas melanjutkan penerbangannya menuju Negeri Kincir Angin.

Baca juga: Suciwati dan Ruang-ruang Kengerian yang Dilaluinya Bersama Munir...

Kenapa Munir memilih pesawat Garuda Indonesia?

Keputusan suami Suciwati memilih pesawat Garuda Indonesia dalam penerbangannya ke Belanda tanpa alasan.

Pendiri Imparsial dan aktivis Kontras ini memilih pesawat tersebut dengan alasan agar bisa berkontribusi terhadap devisa negara.

"Karena akan memberikan devisa bagi negara," demikian alasan Munir, seperti dikemukakan staf Imparsial, Irma, dalam film dokumenter Kiri Hijau Kanan Merah (2009) yang diproduksi WatchDoc.

Baca juga: Idealisme Munir dan Ironi Kematian di Pesawat Garuda...

Faktor devisa yang menjadi alasan tersebut juga menandaskan, bahwa Munir merupakan sosok yang sarat idealisme. Dari idealisme itu yang mengantarkannya untuk mengambil keputusan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Selain karena alasan devisa, Munir disebut juga merasa nyaman menggunakan pesawat tersebut.

"Dia bilang lebih aman untuk menggunakan pesawat Garuda," ujar eks sekretaris Munir, Nunung, dalam film tersebut.

Namun demikian, tak ada yang menyangka bahwa idealisme itu juga yang kelak mengantarkannya ke pusara terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com