Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Belum Tentu Vaksin Sinovac Lulus Uji Klinis Tahap Tiga

Kompas.com - 27/07/2020, 05:44 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebut bahwa vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, belum tentu lulus uji klinis tahap tiga di Indonesia.

Pandu bahkan sempat memperkirakan, tingkat kemungkinan vaksin ini lulus uji klinis hanya sebesar 10 persen.

"Belum tentu yang Sinovac ini lulus dari (uji klinis) fase tiga," kata Pandu dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Minggu (26/7/2020).

Baca juga: [Hoaks] Indonesia Dijadikan Kelinci Percobaan Vaksin Corona, Ini Penjelasannya

"Kira-kira saya dulu menganggapnya 10 persen (lulus uji klinis), tapi ada teman dari Australia bilang ternyata dari pengamatan database dunia, kira-kira 30 persen yang lulus di fase tiga ini," tutur dia.

Pandu mengatakan, meski sudah sampai di tahap tiga uji klinis, sebuah vaksin bisa saja gagal digunakan secara masif apabila terbukti menimbulkan efek samping bagi penggunanya.

Kasus tersebut pernah terjadi ketika Indonesia melakukan uji klinis vaksin demam berdarah dengue (DBD).

Vaksin tersebut sudah lulus uji klinis tahap akhir, namun tak jadi digunakan lantaran menimbulkan efek samping pada manusia.

Baca juga: Ketimbang Sinovac, Anggota DPR Ingin Pemerintah Fokus Produksi Vaksin Covid-19 Dalam Negeri

"Jadi keselamatan itu penting sekali. Walaupun efektif, ada efek samping, enggak jadi, batal, walaupun sudah mahal," ucap dia.

Menurut Pandu, pengembangan vaksin memang membutuhkan waktu yang lama dan biaya tinggi.

Sebelum sampai ke tahap tiga, uji klinis harus dipastikan lulus tahap satu dan tahap dua.

Uji klinis tahap satu, yakni meneliti apakah vaksin dapat merangsang antibodi.

Tahap dua, mencari tahu dosis yang efektif untuk meningkatkan antibodi. Ketiga, baru dilakukan uji klinis apakah vaksin tersebut efektif bagi penggunanya.

Baca juga: Anggota DPR Khawatir Vaksin Sinovac Dijadikan Bisnis Pemerintah Indonesia dan China

"Pengembangan vaksin Covid-19 itu memang lama dan mahal, sulit," kata Pandu.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan segera menggelar uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 asal China bernama Sinovac.

Saat ini, pemerintah Indonesia telah menerima 2.400 vaksin. Uji coba dilakukan pemerintah yang bekerja sama dengan PT Bio Farma.

"Rencana kita awal Agustus kalau lancar itu sudah bisa dilakukan uji klinis tahap tiga," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam diskusi yang digelar secara virtual, Minggu (26/7/2020).

Baca juga: Negara-negara G-20 Dorong Pengembangan Vaksin Covid-19 yang Terjangkau

Setibanya di Indonesia, vaksin tersebut harus lebih dulu dikarantina sehingga tidak bisa langsung digunakan.

Sebanyak 2.400 vaksin diperuntukkan bagi 1.620 sukarelawan. Adapun satu vaksin Sinovac digunakan untuk satu orang. Sisanya sudah dialokasikan untuk keperluan uji klinis juga.

"Ini dosisnya dosis tunggal tinggal pakai. Vaksinnya sudah ada di dalam kemasan jarum suntik. Jadi tinggal disuntikkan ke sukarelawan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com