JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Melki Laka Lena, meminta sekolah-sekolah asrama bekerja sama dengan pemerintah untuk menggelar rapid test Covid-19 secara rutin.
Hal ini menyusul Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung yang menjadi klaster baru Covid-19.
"Pengecekan secara acak dan berkala melalui rapid test atau PCR/ TCM tentunya rutin dilakukan secara periodik seminggu atau dua minggu sekali untuk memastikan apakah komunitas asrama masih aman atau ada yang terjangkit," kata Melki dalam keterangan tertulis, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: Secapa AD Jadi Klaster Baru, 1.262 Orang Positif Covid-19
Menurutnya, lingkungan sekolah asrama yang tertutup dengan interaksi secara rutin memiliki potensi penularan Covid-19 yang tinggi.
Karena itu, Melki mengatakan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di lokasi tersebut harus dilakukan ketat dengan teknis pelaksanaan yang konkret. Sebab, kondisi dan imunitas seseorang bisa berbeda-beda.
"Protokol kesehatan harus dibuat lebih detail, jelas, dan konkret dan harus diberlakukan jauh lebih ketat dan disiplin," tuturnya.
"Jaga jarak, cuci tangan gunakan sabun, pakai masker harus jadi kebiasaan dalam hidup sehari-hari," lanjut Melki.
Ia pun berharap kasus penularan Covid-19 di lingkungan asrama seperti yang terjadi di Secapa AD dapat diminimalisasi.
Baca juga: Kakesdam Siliwangi Sebut Mayoritas Positif Covid-19 di Secapa AD Tanpa Gejala
Melki meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memantau klaster Secapa AD secara ketat.
"Dibantu oleh pemda atau Gugus Tugas, sehingga pelajaran kasus Secapa TNI AD bisa dihindari di waktu mendatang," ucapnya.
Diberitakan, Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung menjadi klaster baru virus corona Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan, penyelidikan epidemiologi terkait klaster ini sudah selesai dilakukan sejak 29 Juni lalu.
"Kita dapatkan keseluruhan yang positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang. Ini terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih di sana," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Yurianto mengatakan, dari 1.262 yang positif, hanya ada 17 orang yang kini dirawat dan diisolasi di rumah sakit karena mengalami keluhan seperti demam, batuk, dan gangguan pernapasan. Sisa lainnya, 1.245 orang tanpa keluhan apa pun sehingga dilakukan karantina mandiri.
Baca juga: Secapa AD Dijaga Ketat, Pemerintah Ingin Tak Ada Penularan Covid-19 Keluar Kompleks
Yurianto pun memastikan saat ini sudah dilakukan karantina wilayah di kompleks Secapa AD. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus keluar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.