Teman diskusi, baik harian, mingguan, maupun bulanan, menjadi alasan Jokowi ketika menunjuk Belva dan enam milenial lainnya menjadi staf khususnya.
"Kita bisa mencari cara-cara baru out of the box yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita," ucap Jokowi saat itu.
Ketika menjawab pertanyaan awak media, Belva mengaku, bila proses komunikasi yang ia lakukan hingga akhirnya ditunjuk sebagai staf khusus milenial Presiden berjalan cukup panjang
"Jadi prosesnya tentu panjang. Jadi saya dengan Bapak Presiden juga sudah sering berdiskusi mengenai sektor pendidikan tentunya. Dulu saya sempat juga diundang rapat terbatas di Istana Bogor, itu tahun 2017, jadi sudah dari dua tahun yang lalu," kata Belva seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
Baca juga: ICW Minta Kemensetneg Buka Keppres Pengangkatan Stafsus Presiden
"Setelah itu juga sempat bertemu di beberapa kesempatan yang lain, di ITB, waktu itu di acara Kemendikbud juga. Jadi memang prosesnya sudah panjang. Itu yang tadi mungkin Bapak Presiden sudah sampaikan," ujar dia.
Kendati telah ditunjuk sebagai staf khusus, Belva tidak serta merta melepaskan jabatannya sebagai CEO Ruangguru. Hal itu pun tak dipersoalkan oleh Presiden atau publik pada masa itu.
Saat itu, polemik malah terkait penunjukan para milenial yang justru dinilai tidak ada tujuan jelasnya. Penunjukan stafsus dianggap hanya sebagai gimik.
Tidak hanya itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bahkan menilai bahwa kehadiran stafsus milenial hanya sebagai kosmetik.
"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Baca juga: Fadli Zon: Stafsus Milenial Presiden cuma Lipstik, Pajangan
Selain itu, penunjukan stafsus saat itu dikhawatirkan hanya sebagai medium bagi-bagi jabatan semata.
"Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur harusnya. Best of the best. Cari orang yg punya kapasitas, kapabilitas, integeritas dan tepat. Right man atau right woman in the right place," ucap Fadli Zon.
Baca juga: Ombudsman Minta Jokowi Mengevaluasi Keberadaan Stafsus Milenial