Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamis Ini, KPK Periksa Bos Perum Perindo soal Suap Kuota Impor Ikan

Kompas.com - 12/12/2019, 11:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (12/12/2019), kembali menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodonpit.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Farida akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap terkait kuota impor ikan yang melibatkan mantan Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda.

"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka RSU (mantan Dirut Perum Perindo, Risyanto Suanda)," kata Febri dalam keterangan pers.

Baca juga: Kasus Impor Ikan di Perum Perindo, KPK Panggil Dirjen Kementerian Perdagangan

Dalam pemeriksaan Kamis ini, Farida akan diperiksa atas statusnya sebagai mantan Direktur Operasi Perum Perindo.

Pemanggilan hari ini juga bukan pemanggilan pertama terhadap Farida. Pada Senin (7/10/2019) lalu, Farida sudah sempat memenuhi panggilan KPK.

"Penyidik mendalami keterangan saksi terkait proses dan prosedur impor ikan yang diketahui saksi di Perum Perindo," kata Febri usai pemeriksaan Farida ketika itu.

Selain Farida, penyidik juga dijadwalkan memeriksa tiga orang saksi lain dalam kasus suap impor ikan pada Kamis ini.

Ketiga saksi itu adalah Komisaris PT Inti Samudra Hasilindo Richard Alexander Anthony, Direktur PT Transforme Venture Capital Cana Asia Limited Desmond Previn, dan seorang ibu rumah tangga bernama Efrati Purwantika.

Baca juga: Kasus Impor Ikan, KPK Panggil Dirut Baru Perum Perindo

Sebelumnya, KPK telah menetapkan Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda dan Direktur PT Navy Arsa Sejahtera Mujib Mustofa sebagai tersangka kasus suap terkait kuota impor ikan jenis frozen pacific mackerel atau ikan salem.

Dalam kasus ini, Risyanto diduga menerima uang suap senilai Rp 1.300 dari setiap kilogram ikan salem yang diimpor PT Navy Arsa Sejahtera (PT NAS).

Adapun, Risyanto menjanjikan kuota impor kepada PT NAS sebanyak 250 ton pada Mei 2019 dengan tambahan 500 ton untuk Oktober 2019. 

 

Kompas TV

Jelang hari raya natal pedagang pohon natal di Jalan Juanda, Pasar Baru, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi mulai diburu warga. Berbagai ukuran pohon natal mulai dari 30 cm hingga 3 meter dengan bermacam hiasan dijajakan oleh pedagang untuk menarik minat pembeli.

Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 65.000 hingga Rp 5 juta tergantung besar ukuran pohon natal. Menurut pedagang pemburu pernak pernik natal meningkat sepekan terkahir dan omzet penjualan naik sebesar 30-40% dari hari biasa.

Sebagian warga sengaja membeli pohon natal dan pernak pernik seperti boneka, hiasan dinding, lilin dan lampu lebih awal. Diperkirakan penjualan pernak-pernik natal akan terus meningkat hingga menjelang hari raya natal.

#PernikNatal #Natal #PohonNatal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com