Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tak Kunjung Tuntas, Orang Tua Yusuf dan Randi Temui Komisi III

Kompas.com - 10/12/2019, 15:42 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orang tua almarhum Muhammad Yusuf Kardawi dan Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo yang menjadi korban dalam demo mahasiswa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), mendatangi Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

La Sali, orang tua Randi dan Endang Yulida, orang tua Yusuf, mengeluhkan lambannya penanganan kasus kekerasan yang dialami oleh anaknya saat berdemo di gedung DPRD, pada Kamis (26/9/2019) lalu.

Pantuan Kompas.com, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa bersama anggota Komisi III dari Fraksi Nasdem Taufik Basari menyambut dan mendengarkan keluhan dari keduanya. 

Dalam pertemuan itu, Endang mengatakan, sudah dua kali bertemu dengan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam untuk mendapatkan informasi dari kasus Yusuf.

Endang mengatakan, berdasarkan keterangan dari Kapolda, kasus Yusuf tengah ditangani oleh Mabes Polri.

Tak puas dengan jawaban Kapolda Merdisyam, Endang mempertanyakan kenapa penanganan kasus Yusuf lebih lamban daripada kasus Randi. Padahal, peristiwa kekerasan itu terjadi pada hari yang sama.

"Apa perbedaan antara kasus Yusuf dan Randy?," kata Endang sambil menangis.

"Mereka sama-sama mati pak, kenapa anak saya, Yusuf dianaktirikan kasusnya, tidak ada progres sama sekali yang saya dapatkan. Mereka berjanji akan memberikan berita-berita yang terkait anak saya. Tapi sampai sekarang saya tak terima itu pak," ujar dia.

Baca juga: Ini Sosok Randi dan Yusuf, 2 Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari yang Tewas Saat Demo

Kapolda Merdisyam, kata Endang, menyatakan kepolisian kekurangan saksi dan alat bukti dalam mengungkap kasus Yusuf.

Menurut dia, pihak kepolisian hanya menemukan batu di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Endang pun tak puas dengan jawaban Kapolda.

"Batu yang di TKP hanya sekepal, dan tidak mungkin menghancurkan kepalanya sampai 5 retakan yang tak beraturan. Kalau itu memang benda tumpul, apa memang tak ada benda tumpul lain di TKP," ucap dia.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari yang Tewas Tumpuan Keluarga

Endang pun berharap, Komisi III DPR dapat menyampaikan kesulitannya dalam mendapatkan keadilan terkait kasus Yusuf tersebut.

"Mungkin bapak bisa menyampaikan suara hati saya dengan orang-orang yang tinggi di sana pak," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, La Sali berharap pelaku yang terbukti melakukan penembakan terhadap Randi dapat dihukum berat dan penanganan kasus dilakukan secara transparan.

"Harapan saya sebagai orang tua Randy agar penembakan anak saya supaya dipecat dan dan dihukum berat barangkali itu harapan saya karena anak saya ini sudah tulang punggung keluarga," kata La Sali.

Baca juga: Kisah Tragis Randi, Mahasiswa UHO yang Tewas Tertembak Peluru Tajam

Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond mengatakan ikut prihatin dan berduka cita atas kejadian yang dialami Yusuf dan Randi.

Desmond mengatakan, akan menyampaikan aduan Endang dan La Sali kepada Kapolri Idham Azis. Namun, kata Dia, terkait dengan hukuman terhadap pelaku, harus disesuaikan dengan prinsip hukum di Indonesia.

"Proses ini Insya Allah akan saya sampaikan kepada Kapolri Pak Idham pada saat rapat agar lebih diatasi dengan baik kalau misalkan menghukum seberat-beratnya ini wilayah peradilan yang nanti akan yang tentunya ada hukumnya," kata Desmond.

Baca juga: Fakta di Balik 2 Mahasiswa Universitas Halu Oleo Tewas Saat Demo di Kendari

Adapun, aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Kendari pada Kamis, 26 September 2019, menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia.

Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan Kamis (26/9/2019).

Pada Jumat (27/09). ketua tim dokter forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Raja Al Fatih Widya Iswara, mengatakan pemuda berusia 18 tahun itu tewas setelah mengalami luka tembak peluru tajam.

"Peluru masuk dari ketiak kiri melewati jalur panjang dan bengkok, menembus organ paru-paru kanan dan kiri, pembuluh darah, dan bagian mediastinum, yakni organ di antara rongga paru kanan dan kiri," kata Al Fatih.

Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menduga Muhammad Yusuf Kardawi (19) juga tewas akibat ditembak di depan gedung Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tenggara, 26 September 2019.

"Diduga penembakan pertama terjadi terhadap Yusuf di pintu samping Disnakertrans, disusul dengan penembakan Randi," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras, Yati Andriyani, di kantornya, Jakarta, Senin (14/10/2019).

Investigasi KontraS dilakukan dengan metode wawancara saksi mata di lapangan. KontraS juga melakukan komunikasi dengan lembaga Ombudsman dan tim kuasa hukum korban serta kroscek dengan media di lokasi kejadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com