JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi menyatakan jajaran staf khusus Wakil Presiden Ma'ruf Amin tak bekerja layaknya PNS yang datang pagi ke kantor dan pulang sore.
"Flexible time. Konsepnya tidak harus datang pagi pulang sore kayak pegawai negeri, enggak. Jadi flexible tim," ujar Masduki kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).
Meski demikian, Masduki mengatakan, kedelapan staf khusus tersebut tetap memiliki target dan indikator kinerja yang jelas.
Masing-masing staf khusus mengerjakan tugas sesuai bidang kerjanya guna menunjang kinerja Wapres untuk memberantas kemiskinan dan stunting serta mengembangkan ekonomi syariah.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Tunjuk 8 Orang Staf Khusus
Masduki mengatakan, Wapres mengontrol langsung kinerja kedelapan staf khusus. Karenanya, Wapres menggelar rapat bersama seluruh staf khususnya setiap Selasa. Dalam rapat tersebut, Wapres Ma'ruf sekaligus menyerap masukan dari delapan orang yang ditunjuk.
"Targetnya apa, substansinya apa, lebih pada persoalan-persoalan. Dan ada koordinasi lewat grup lah misalkan. Jadi apa mengerjakan apa, tugas apa, masing-masing jelas. Dan target dalam jangka pendek apa, jangka menengah apa, semuanya jelas," ujar Masduki.
"Kinerja wapres itu didukung oleh staf. Tidak semuanya bisa diback up oleh birokrat. Karena birokrat itu kan mempunyai keterbatasan. Tapi kalau staf khusus ini kan keluar, kemana, itu isu apa yang berkembang itu kan semuanya dimintai pendapat sebagai bandingan, alternatif," lanjut dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menunjuk delapan orang staf khusus wakil presiden yang akan membantunya di beberapa bidang.
Kedelapan staf khusus tersebut diumumkan langsung oleh Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (25/11/2019).
"Saya menyampaikan salam dari Pak Wapres, bahwa beliau baru saja memanggil seluruh staf khusus yang sudah mendapatkan surat keputusan dari presiden, ada delapan orang staf khusus," kata Masduki.
Dia mengatakan, para staf khusus itu diangkat berdasarkan bidang mereka masing-masing yang sesuai nomenklatur dan peraturan sebelumnya sejak era Wapres Jusuf Kalla.
Adapun delapan orang staf khusus tersebut didominasi dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dengan latar belakang bidang yang berbeda-beda, sebagai berikut:
1. Mohamad Nasir, mantan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi
2. Satya Arinanto, staf khusus sejak era Wapres Jusuf Kalla yang akan membidangi masalah hukum.
3. Sukriansyah S Latief, mantan staf khusus Kementerian Pertanian sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi
Baca juga: Staf Khusus Wapres Dinilai Tak Efisien dan Politis
4. Lukmanul Hakim, Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan
5. Muhammad Imam Aziz, Ketua Harian PBNU sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah.
6. Robikin Emhas, Ketua Harian PBNU sebagai Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antar-lembaga
7. Masduki Baidlowi, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi
8. Masykuri Abdillah, Guru Besar Hukum Islam UIN Jakarta sebagai staf khusus Wakil Presiden bidang Umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.