Sederhananya, alur proses pemilihan pimpinan KPK itu melakukan seleksi terhadap Capim KPK untuk diserahkan kepada Presiden.
Selanjutnya Presiden menyerahkan 10 nama kepada DPR untuk dilakukan fit and proper test. Barulah ketika itu dipilih 5 orang dari 10 nama calon pemimpin tersebut.
Namun, tulis Kompasianer Yon Bayu, sejumlah elemen dan tokoh masyarakat agar Presiden Joko Widodo mengoreksi hasil seleksi.
"Jangan sampai DPR menggunakan kewenangan yang dimiliki justru untuk melakukan tawar-menawar meski selama ini banyak anggotanya yang ditangkap KPK," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Pelajaran dari Acara "Persidangan" Livi Zheng
Jika ada satu nama sineas yang tidak sedang mengerjakan proyek film, tapi sedang ramai-ramai diperbincangkan, yaitu Livi Zheng.
Kontroversi atas karyanya yang disebut-sebut masuk Oscar telah memicu reaksi banyak kalangan.
Dalam sebuah acara di mana menghadiri beragam panelis, jawaban-jawaban dari Livi Zheng memperlihatkan kepercayaan diri begitu tinggi.
"Ia tetap memertahankan argumentasinya jika ia diundang oleh panitia Oscar dan bukan mendaftar," tulis Kompasianer Dewi Puspa. (Baca selengkapnya)
4. Benci-Rindu Barang "KW"
Entah karena tuntuntan gaya hidup dan konsumsi, orang-orang mulai mencari barang yang dia inginkan, tapi tidak sanggup secara finansial.
"Penampilan dengan menggunakan barang tertentu, seseorang akan terlihat eksis, mapan dan tentunya prestise," tulis Kompasianer Andry Natawijaya.
Lebih lanjut, jika ditiinjau di berbagai pusat perbelanjaan, barang kw dari mulai tas, pakaian sampai mainan anak-anak akan dengan mudah ditemui.
Oleh karena itu barang-barang KW terkadang menjadi pilihan utama.
Penilaian orang lain terhadap penampilan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, lanjut Kompasianer Andry Natawijaya, semisalnya seseorang yang membawa tas kulit bernilai puluhan jutaan rupiah akan merasa bangga dipuji oleh temannya. (Baca selengkapnya)