Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Pilih Menteri yang Menyuarakan Kepentingan Perempuan

Kompas.com - 15/08/2019, 21:02 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Solidaritas Perempuan Dinda Nur Annisa Yura berharap, formasi kabinet periode 2019-2024 yang disusun presiden terpilih Joko Widodo memiliki jumlah keterwakilan perempuan yang cukup.

Tidak hanya itu, Jokowi juga diminta teliti dalam menyeleksi kualitas calon menteri perempuan, supaya kelak menteri tersebut benar-benar mampu menyuarakan kepentingan perempuan.

"Yang kami dorong adalah bukan hanya sekedar perempuan yang menjadi pemimpin, baik itu di kabinet maupun di berbagai kementerian, tapi bagaimana kepentingan dan situasi perempuan itu betul-betul tersuarakan dan terakomodir dalam berbagai kebijakan dan program yang dikeluarkan pemerintah," kata Dinda di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2019).

Baca juga: CEK FAKTA: Joko Widodo Sebut Ada 9 Menteri Perempuan di Kabinetnya

Melihat susunan kabinet Jokowi-Jusuf Kalla di 2014, sejumlah kursi menteri memang diisi oleh perempuan. Namun, Dinda menilai, mereka belum maksimal menyuarakan kepentingan perempuan.

Sebaliknya, kebijakan-kebijakan yang dibuat justru membatasi ruang gerak perempuan itu sendiri.

Salah satu indikator adalah belum rampungnya sejumlah rancangan Undang-Undang terkait perempuan, misalnya RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender serta RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

"Jadi banyaknya menteri perempuan itu tidak lantas menjamin bahwa RUU-RUU yang sangat mendasar itu menjadi prioritas pembahasan negara, baik itu parlemen maupun juga presiden, pemerintah untuk kemudian didiskusikan secara serius dan digolkan," ujar Dinda.

Baca juga: Jokowi Diminta Lebih Perhatikan Isu Perempuan dalam Pidato Kenegaraan Besok

Dinda berharap, siapapun menteri perempuan yang ditunjuk Jokowi nantinya dapat merealisasikan kebijakan yang berdampak positif bagi perempuan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Kabinet Kerja pada periode mendatang akan diwarnai gabungan menteri dari profesional dan unsur partai politik

Secara spesifik, Jokowi menyatakan, komposisi menteri dari partai politik memiliki porsi yang sedikit lebih kecil ketimbang kalangan profesional.

"Partai politik bisa mengusulkan, tetapi keputusan tetap di saya. Komposisinya 45 persen," kata Jokowi saat bertemu pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Dengan demikian, perbandingan menteri dari kalangan profesional dengan unsur partai politik adalah 55 persen berbanding 45 persen.

Meski demikian, Presiden Jokowi belum membocorkan soal keterwakilan perempuan dalam kabinetnya mendatang.

 

Kompas TV Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengenang masa putih abu-abu dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Ternyata Retno Marsudi dan Sri Mulyani berasal dari sekolah yang sama yaitu SMA unggulan di Jawa Tengah, SMA 3 Semarang. Sri Mulyani dan Retno Marsudi sama-sama angkatan 1981. Keduanya pun bersama lagi dengan bekerja di cabinet Jokowi-JK. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di instagramnya mengatakan bahwa betapa waktu cepat berlalu, hingga saat ini sudah 40 tahun lamanya bersahabat dengan Ibu Sri Mulyani. Retno Marsudi mengajak untuk merayakan persahabatan demi kebaikan. #retnomarsudi #srimulyani #menteriperempuanjokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com