Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Lolos Jadi Pimpinan KPK, Brigjen Sri Handayani Ingin Lakukan Ini

Kompas.com - 09/08/2019, 10:46 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Brigjen Sri Handayani menjadi salah satu calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lolos ke tahapan profile assessment.

Jika lolos dan terpilih menjadi pimpinan KPK, mantan Wakapolda Kalimantan Barat ini memiliki keinginan memperbaiki KPK menjadi lebih baik lagi.

"Tentunya kalau terpilih (jadi pimpinan KPK) apa yang ada di dalam kami dalami dulu, situasinya bagaimana," ujar dia usai menjalani seleksi profile assessment hari pertama di Gedung Lemhanas, Kamis (8/8/2019).

Baca juga: Soal Lapor LHKPN, Capim KPK Ini Bilang Rezeki Orang Kok Diatur Undang-undang?

Ia mengatakan, jika sudah mendalami situasi yang dimaksud, maka pihaknya baru bisa menjabarkan apa saja yang harus dilakukan.

"Namun pikiran saya ke depan, bisa menekan angka korupsi lebih minim lagi," kata dia.

"Dan bisa membuat harmonisasi dalam pelaksanaan tugas di KPK," tambahnya.

Baca juga: Pansel Minta Keburukan Capim KPK Tidak Diumbar di Ruang Publik

Adapun dari serangkaian seleksi yang dilaksanakan, panitia seleksi (pansel) capim KPK akan menyampaikan hasilnya kepada Presiden pada 2 September 2019 mendatang.

Sebab setelah proses seleksi profile assessment masih ada beberapa tahapan yang dilakukan, yakni tes kesehatan, serta wawancara dan debat atau uji publik.

Rencananya, tahapan terakhir itu akan dilaksanakan pada 26-30 Agustus 2019.

Baca juga: Pertama Kalinya, Capim KPK Bakal Uji Publik Sebelum Fit and Proper Test di DPR

Saat ini, Jumat (9/8/2019) merupakan hari kedua profile assessment.

Kegiatan yang dilaksanakan di hari kedua berupa diskusi dari hasil laporan atau makalah yang ditulis pada kegiatan hari pertama.

Pengumuman hasil profile assessment pada 8-9 Agustus 2019 akan disampaikan pada 23 Agustus 2019 mendatang.

Baca juga: 23 Agustus, Pansel Umumkan Capim KPK yang Lolos Profile Assessment

Mereka yang lolos profile assessment akan mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, yakni tes kesehatan di RSPAD.

Dari 40 capim KPK yang lolos psikotes dan mengikuti profile assessment, akan ada 10 orang terpilih untuk lanjut ke tahap selanjutnya.

Di akhir, 10 orang terpilih lanjut mengikuti fit and proper test akan disaring lagi menjadi 5 orang.

Kompas TV Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini memasuki tahapan <em>profile assessment</em>. Seleksi tahapan ini diikuti oleh 40 calon yang sebelumnya lolos tes psikologi. <em>Profile assessment</em> berlangsung di gedung lembaga ketahanan nasional Jakarta Pusat. #CapimKPK #KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com