Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eko Sulistyo
Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden

Aktivis mahasiswa 80/90-an. Saat ini Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden

Muhammad Yamin, Jokowi, dan Taufiq Kiemas

Kompas.com - 17/07/2019, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dijalaninya satu tahun sebagai pengacara professional, Yamin memutuskan pulang kampung ke Palembang menjadi pengacara di LBH Palembang.

Di kota kelahirannya, Yamin pernah menjadi anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Palembang untuk membela kasus penyerbuan markas Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jakarta pada 27 Juli 1997.

Aktivitasnya sebagai pengacara TPDI dan sebagai orang Palembang (wong kito galo), mengantarkannya tidak hanya terpilih sebagai anggota DPR-RI (1999-2004) dari PDIP, tapi juga kedekatannya dengan Taufiq Kiemas (TK), politisi berdarah Palembang yang juga suami Megawati, Ketua Umum PDIP.

Sebagai orang dekat TK, Yamin hampir tidak pernah absen menemani TK kunjungan ke daerah-daerah. Ketika tidak menjadi anggota DPR lagi, Yamin pernah menjadi staf khusus TK sebagi Ketua MPR-RI (2009-2013).

Dalam suatu kunjungan kerja di Solo, Yamin mengundang saya dan mengenalkan dengan TK di Hotel Kusuma Sahid. Yamin mengatakan, saya sebagai mantan aktivis mahasiswa Solo dan Kedung Ombo.

Peristiwa penting yang kemudian mempertemukan kembali saya dengan Yamin dan TK adalah saat pemilihan gubernur (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2012.

Dalam Pilkada tersebut, posisi politik TK awalnya tidak mendukung Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dicalonkan PDIP dan Gerindra.

TK nampaknya punya pertimbangan politik sendiri agar PDI-P tetap mendukung Fauzi Bowo (Foke) sebagai calon petahana didampingi calon yang berasal dari PDI-P.

Dalam posisi politik tersebut, Yamin adalah orang yang berperan mencairkan hubungan dan komunikasi antara TK dengan Jokowi. Yamin mengusulkan kepada saya agar Jokowi bertemu dengan TK yang akan diaturnya.

Yamin juga meyakinkan bahwa pada dasarnya, TK, jika ditemui sendiri oleh Jokowi akan senang dan akan mendukungnya.

Tanpa pikir panjang, saya langsung sampaikan ke Pak Jokowi di tengah kesibukan kampanye saat itu. Mendengar usulan itu, Jokowi langsung menugaskan saya untuk segera mengatur pertemuan dengan TK melalui Yamin.

Pertemuan itu kemudian dilangsungkan di rumah dinas Ketua MPR-RI di Wisma Widya Chandra. Yamin adalah orang pertama yang menyambut Jokowi dan mengantarkannya ke ruang pribadi TK.

Saya beserta ajudan, dan tiga pengawal dari Polda Metro menunggu sambil ngobrol dengan Yamin di ruang tamu.

Kira-kira 30 menit, Jokowi keluar dari kamar TK dengan wajah sumringah karena hasilnya seperti dikatakan oleh Jokowi kepada saya, “Pak Eko, Pak TK tadi merestui dan mendukung saya di Pilkada DKI”.

Dukungan TK memang sangat dibutuhkan oleh Jokowi sebagai bagian full support dari PDI-P dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta yang keras saat itu. Tak heran saat akan meninggalkan kediaman TK, Jokowi bersalaman erat sambil mengucapkan terima kasih kepada Yamin sebagai sosok yang telah menjembatani pertemuan penting tersebut.

Yamin bukan orang yang sebelumnya tidak dikenal oleh Jokowi. Yamin pernah saya bawa ke rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, untuk bertemu dengan Jokowi.

Istri Yamin, Neni (Yuni Setya Rahayu) adalah kader PDI-P yang menjadi wakil bupati Bantul saat itu, yang tentu dikenal baik oleh Jokowi.

Sejak itu, Yamin sangat inten mengajak ketemu saya untuk mendiskusikan strategi pemenangan Pilkada DKI Jakarta.

Satu lagi saran Yamin yang penting dan disetujui Jokowi adalah ketika hari “H” pencoblosan. Yamin menyarankan agar Jokowi mendampingi Bu Mega dan Pak TK saat pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) di Kebagusan, Jakarta Selatan, rumah kediaman beliau.

Saran ini penting karena saat itu Jokowi belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta sehingga tidak bisa mencoblos.

Pilkada DKI Jakarta akhirnya dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Ahok yang diusung PDI-P dan Gerindra dengan dua putaran (second round) karena tidak ada pasangan calon yang memperoleh suara 50%+1.

Pada putaran kedua, pasangan Jokowi-Ahok harus melawan pasangan petahana Foke-Nara yang diusung partai Demokrat, yang kemudian juga mendapat tambahan dukungan dari PKS dan Golkar setelah pasangan calonnya kalah dalam putaran pertama.

Jokowi yang mengandalkan strategi kampanye blusukan ke pasar-pasar tradisional, kampung-kampung di Jakarta, dan dukungan para relawan, akhirnya keluar sebagai pemenang mengalahkan pasangan petahana.

Pasca-kemenangan, Yamin menyarankan kepada saya agar Jokowi silaturahmi kembali ke TK yang saat itu sedang sakit sebagai bentuk terima kasih atas dukungan yang diberikan.

Taufiq Kiemas Meninggal Dunia

Pada 8 Juni 2013, kira-kira pukul 18.30 Wib, saya dapat telpon dari Yamin mengabarkan Pak TK telah meninggal dunia di Singapura. Yamin menanyakan keberadaan Pak Jokowi apa ada di Jakarta atau pulang ke Solo.

Yamin juga menyarankan agar secepatnya Pak Jokowi dihubungi mengenai kabar duka tersebut. Tapi tak beberapa lama, nomer telepon Pak Jokowi masuk ke HP saya, menanyakan pendapat saya kira-kira apa yang perlu dipersiapkan karena keberadaannya baru saja tiba di Solo untuk menjenguk keluarga.

Seperti di sarankan Yamin, saat itu saya menyampaikan pentingnya keberadaan Pak Jokowi malam itu juga di kediaman Bu Mega di Jalan Teuku Umar sebagai kader partai, Gubernur DKI Jakarta yang sekaligus juga tetangga karena rumah dinas Gubernur di Jalan Surapati tidak jauh dari rumah duka.

Tak lupa saya juga menyarankan pak Jokowi untuk menugaskan Kasatpol PP, Kepala DLLAJR, dan Kepala Protokol Pemerintahan DKI Jakarta untuk membantu mengatur parkir, lalu lintas, dan menyiapkan tenda untuk meyambut kedatangan jenasah dan tamu yang akan melayat.

Kira-kira pukul 21.30 Wib, malam itu, Jokowi sampai di rumah duka di Teuku Umar, menyalami pelayat yang duduk di tenda rumah duka dan kemudian masuk ke kediaman untuk menyapaikan belasungkawa kepada Ibu Mega dan keluarga.

Jelas sekali di raut wajah Jokowi malam itu, antara rasa capek dan perasaan kehilangan Pak TK jadi satu. Dalam sambutannya mewakili keluarga melepas jenasah almarhum TK, Jokowi seolah mengingatkan kembali kata-kata yang pernah disampaikan TK kepadanya saat Pilkada DKI Jakarta. “Pak TK adalah guru politik saya, senior saya. Saat saya memenangkan Pilkada DKI Jakarta, beliau menganggap kemenangan itu sebagai obat sakit beliau.” Demikian kata-kata Jokowi yang menunjukkan rasa kehilangan almarhum TK yang selama ini banyak membantu dalam karir politiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com