Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Berakhirnya Generasi Boeing 737

Kompas.com - 08/04/2019, 16:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam laporan tersebut di ketahui ternyata pilot sudah mengerjakan “instruksi” dari Boeing dalam menghadapi kerusakan yang sama yang dialami Lion Air sebelumnya dan realitanya, pesawat tetap menghunjam kebawah dan crashed.

Instruksi tersebut, untuk mudahnya adalah, bila terjadi kerusakan pada system MCAS, pilot harus meng-off-kan atau meng-cut-out sistem autotrim sehingga pesawat dapat terbang normal kembali menggunakan “trim manual”.

Pada kenyataannya, pesawat tetap tidak berhasil dikendalikan. Tertera dalam laporan awal tersebut, sebagai berikut:

“The Crew performed runaway stabilizer checklist and put the stab trim cutout switch to cutout position and confirmed that the manual trim operation was not working”

Sampai di sini, maka untuk sementara waktu hampir di seluruh dunia orang berkesimpulan bahwa memang kedua kecelakaan naas dari pesawat terbang B 737–8 (MAX) disebabkan oleh MCAS.

Dipahami bahwa pada setiap kecelakaan pesawat terbang dipastikan penyebabnya tidak hanya satu. Kecelakaan pada pesawat terbang adalah hasil kumulatif dari beberapa faktor mata rantai yang saling berinteraksi hingga terjadinya sebuah kecelakaan.

Akan tetapi, dari rentetan kejadian B 737–8 (MAX) Lion Air dan Ethiopian Airlines (mengacu hasil preliminary report KNKT dan AAIB) maka dapat dikatakan kontributor utamanya adalah MCAS.

Apabila hal ini tidak segera dapat diselesaikan dengan penjelasan yang meyakinkan oleh pihak Pabrik Pesawat, maka kepercayaan terhadap produk Boeing terutama dalam hal ini jenis B 737–8 (MAX) akan hilang.

MCAS adalah bagian yang utuh dari disain sebuah pesawat terbang secara keseluruhan dan dapat saja kemudian diartikan bahwa kecelakaan telah terjadi sebagai akibat kesalahan manufaktur.

Kesalahan yang terjadi dalam proses production line. Apabila kelak memang terbukti seperti itu, maka tuntutan ganti kerugian akan menjadi “meriah” datang dari berbagai pihak dengan pola yang dapat saja akan berbentuk unlimited liability.

Sebuah pukulan yang sangat berat yang harus ditanggung oleh Boeing dan FAA (Federal Aviation Administration), tentu saja.

MCAS telah mengantar pabrik Boeing dari sebuah posisi yang sangat bergengsi di arena global sebagai pabrik pesawat terbang raksasa yang sangat kredibel dengan aneka produk yang sangat berorientasi pada keselamatan penerbangan ke pinggir jurang keraguan dan ketidak-percayaan dari para konsumennya.

Investasi miliaran dollar yang telah dikeluarkan, setidaknya bagi produk B 737–8 (MAX) kini menghadapi ancaman serius.

Bila ketidakpercayaan terhadap produk Boeing ke depan tidak dapat dijawab dengan memuaskan, maka tidak mustahil bila B 737–8 (MAX) akan terlihat sebagai sebuah varian yang membawa ke fase akhir dari perjalanan cemerlang puluhan tahun sebuah jenis pesawat terbang unggulan yang dikenal dengan nama Boeing – 737.

Apakah Boeing dapat bertahan menghadapi kasus MCAS ini, kiranya hanya waktu yang akan mampu untuk menjawabnya. Alur kemajuan pesat dari teknologi penerbangan dan persaingan bisnis yang menyertainya akan selalu saja membawa korban di tengah jalan.

Terlihat pada khususnya bagi varian B 737 yang dikenal sebagai MAX 8 hari ini telah memakan korban 338 nyawa dari para pengguna jasa transportasi udara yang konon dikenal sebagai moda transportasi yang paling aman.

Safety tidak hanya merupakan pedoman utama dari pergelutan umat manusia dalam dunia penerbangan. Seorang filosof Romawi kuno yang lahir 106 tahun sebelum masehi, Marcus Tullius Cicero bahkan pernah mengatakan bahwa “The safety of the people shall be the highest law".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

Nasional
'Selama 23 Tahun, Tiba-tiba Setelah Jadi Orang, Berubah karena Kekuasaan'

"Selama 23 Tahun, Tiba-tiba Setelah Jadi Orang, Berubah karena Kekuasaan"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com