Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Charta Politika: PDI-P 25,3 Persen, Gerindra 16,2 Persen

Kompas.com - 04/04/2019, 14:33 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru Charta Politika pada 19-25 Maret 2019 menunjukkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra masih menjadi dua parpol yang memiliki elektabilitas tertinggi.

PDI-P berada di peringkat pertama dengan dipilih oleh 25,3 persen responden dan Partai Gerindra dipilih 16,2 persen responden.

Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, elektabilitas PDI-P dan Gerindra naik signifikan dibanding pada Pemilu Legislatif 2014.

Saat itu, PDI-P yang menjadi partai pemenang pemilu hanya dipilih oleh 18,9 persen. Adapun Gerindra yang berada di urutan ketiga saat itu dipilih oleh 11,8 persen responden.

Baca juga: Survei Roy Morgan: PDI-P 39 Persen, Gerindra 21 Persen, Golkar 7,5 Persen

 

Muslimin menilai elektabilitas kedua parpol naik signifikan saat ini karena keduanya sama-sama menjadi pengusung calon presiden di Pilpres 2019.

"PDI-P mendapat keuntungan karena mengusung Jokowi-Ma'ruf dan Gerindra juga mendapat keuntungan karena mengusung Prabowo-Sandi," kata Muslimin saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Kamis (4/3/2019).

Muslimin mengatakan, elektabilitas PDI-P dan Gerindra relatif stabil dalam tiga kali survei terakhir.

Jika tak ada tsunami politik dalam dua minggu ke depan, maka PDI-P diprediksi akan keluar sebagai pemenang pemilu dan Gerindra menjadi runner up.

Kedua parpol akan diikuti Partai Golkar (11,3 persen) dan PKB (8,5 persen).

Baca juga: Survei CSIS: 4 Parpol Baru dan 3 Parpol Lama Tak Lolos ke DPR

Di papan tengah persaingan ketat terjadi antara Partai Demokrat (5,2 persen), Partai Nasdem (5,2 persen) serta PKS (5 persen).

Suara ketiga partai masih berada di atas ambang batas lolos ke parlemen sebesar 4 persen.

Di papan bawah, ada PAN (3,3 persen), PPP (2,4 persen), PSI (2,2 persen), serta Perindo (2 persen).

"Meski suaranya di bawah empat persen, namun parpol parpol ini masih berpeluang lolos ke parlemen dengan mempertimbangkan margin of error 2,19 persen serta pemilih yang belum menentukan pilihan 11,7 persen," ujar Muslimin.

Baca juga: Survei CSIS: PDI-P, Gerindra dan Golkar Tiga Besar

Terakhir, ada lima parpol yang dinilai sulit untuk lolos ke parlemen. Kelima partai tersebut yakni Partai Hanura (1,0 persen), PBB (0,5 persen), PKPI (0,2 persen), Partai Garuda (0,2 persen), dan Partai Berkarya (0,1 persen).

"Elektabilitas kelima parpol tidak mencapai 4 persen meski sudah ditambah margin of error 2,19 persen. Secara teknis sulit bagi kelima parpol untuk lolos ambang batas," kata Muslimin.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang terbesar di 34 provinsi.

Survei ini menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

DOK FOUNDING FATHERS HOUSE/DIAN PERMATA Partisipasi Pemilih dalam Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa - (DOK FOUNDING FATHERS HOUSE/DIAN PERMATA)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com