Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Kompas.com - 25/04/2024, 16:35 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan alasan partainya tak lagi menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai kader.

Menurut dia, PDI-P meragukan tingkat kekaderan Jokowi dan Gibran setelah melihat dinamika Pilpres 2024.

Keduanya dinilai melanggar Konstitusi yang mana dijunjung tinggi PDI-P.

Hal ini disampaikan Djarot menanggapi respons Jokowi yang hanya mengucapkan terima kasih sembari meninggalkan wartawan usai ditanya tentang PDI-P yang tak lagi menganggapnya sebagai kader.

"Ya menghormati konstitusi. Kalau itu dilanggar, kalau itu direkayasa, maka kredibilitas seorang kader itu diragukan," kata Djarot ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).

Baca juga: PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Djarot menegaskan, partainya selalu menanamkan tentang pentingnya seluruh kader taat pada hukum dan konstitusi.

Di sisi lain, semua kader PDI-P juga diminta menghormati kedaulatan rakyat yang terwujud melalui Pemilihan Umum (Pemilu) dengan prinsip adil dan jujur.

"Ketika itu dilanggar, berarti juga ini kekaderannya patut diragukan. Kepada siapa pun juga ini menyangkut orang per orang tidak menyangkut siapa, ini menyangkut Djarot, menyangkut Tjiptaning, atau menyangkut orang per orang," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sebagai informasi, Djarot juga mengemban tugas sebagai Ketua DPP PDI-P Bidang Ideologi dan Kaderisasi sehingga memahami segala yang berkaitan pengkaderan.

Dia menuturkan, soal kaderisasi selalu ditanamkan PDI-P melalui Sekolah Partai yang terletak di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Menurutnya, di Sekolah Partai juga selalu ada evaluasi terhadap setiap kader. Jika ada kader yang melanggar konstitusi, maka sudah tak lagi dianggap menjadi bagian dari PDI-P.

"Dasar evaluasi masing-masing kader. Kalau dia melanggar berarti dia melepaskan diri sebagai kader, dia bukan merupakan kader yang baik. Dia kader yang kurang baik," tutur Djarot.

Baca juga: Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Berkaca kasus Jokowi dan Gibran, ia pun mengajak semua kader PDI-P untuk bertanya pada diri sendiri, apakah sudah setia dan taat pada konstitusi.

Selain itu, semua kader partai banteng moncong putih juga diminta introspeksi mengenai etika dan moral.

"Karena etika dan moral itu juga ditekankan dalam Sekolah Partai," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com