JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid keberatan dengan penghadangan kampanye yang terjadi terhadap pasangan calon yang diusung partainya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Salah satu penghadangan itu terjadi saat Sandiaga berkampanye di Tabanan, Bali, pada Minggu (24/2/2019). Warga menolak Sandiaga karena telah mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Saya sebetulnya mempermasalahkan kenapa pihak-pihak tertentu di Bali menolak dan kemudian tidak memungkinkan Pak Sandi untuk berkampanye di Tabanan, dan di beberapa tempat dengan alasan mereka sudah punya pilihan," tutur Hidayat saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Baca juga: Politisi PKS Tak Masalah Kunjungan Prabowo Disambut Dukungan untuk Jokowi
"Tapi kan tidak semua orang sudah pilihan," sambung dia.
Selain itu, kampanye tak seharusnya dihadang apabila kandidat tersebut sudah mendapatkan izin untuk berkampanye.
Hidayat pun khawatir kejadian itu akan menjadi preseden buruk bagi daerah lain dan memicu peristiwa serupa.
"Kalau ini dibiarkan saya khawatir akan menjadi preseden yang sangat buruk. Di tempat yang lain bsia terjadi sebaliknya dan saya tidak mengharapkan hal yang semacam itu," terangnya.
Baca juga: Sandiaga Ditolak Kampanye, Timses Jokowi Sarankan Sebaiknya Kulonuwun Dulu
Oleh karena itu, ia berharap para timses kedua kubu dapat mengimbau pendukungnya untuk terbuka terhadap kandidat yang hadir.
Berdasarkan keterangan tertulis, Sandiaga sebelumnya batal berkampanye di wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, Minggu (24/2/2019). Sebab, ada surat pernyataan beredar yang diterima timnya.
Surat tersebut menyebut warga menolak Sandiaga karena telah mendukung Jokowi-Ma'ruf. Sandiaga mengikuti isi surat tersebut karena ingin suasana berlangsung kondusif.
"Saya ingin pastikan kondisi Bali kondusif karena pariwisata itu membutuhkan situasi politik dan keamanan yang stabil. Jadi, kehadiran saya ke sini (Bali) kan atas undangan masyarakat Tabanan. Kalau masyarakat lain ada yang berkeberatan tentunya kita hormati," kata Sandiaga.