Ia beralasan, partainya minim perempuan pada jabatan strategis karena belum lama berdiri.
"Saya ingin jelaskan, partai kami partai muda. Kami baru berdiri 10 tahun. Pada saat penyusunan tentunya kita memilih dan menunjuk siapa yang paling pertama dan mau muncul," kata Prabowo.
Kendati demikian, Prabowo menegaskan bahwa partainya mulai mengakomodasi perempuan untuk bergabung. Misalnya, Rachmawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai wakil ketua umum.
Gerindra juga mempunyai sayap partai 'Perempuan Indonesia Raya'.
"Caleg (perempuan) kami, saya kira terbanyak dari seluruh partai. Dalam UU minimal 30 persen. Kita sudah mendekati 40. Kami mengakui ini perjuangan. Kami belum puas tapi kami buka peluang untuk bergerak. Sekarang pendukung kami paling keras emak-emak," kata Prabowo.
Masih di debat pertama, kali ini Jokowi menyinggung salah satu anggota tim sukses Prabowo, Ratna Sarumpaet.
Ratna sempat membuat heboh karena dikabarkan dipukuli oleh orang tak dikenal. Namun pada akhirnya Ratna mengakui wajahnya terlihat babak belur karena operasi plastik.
Awalnya, Prabowo bicara soal penegakan hukum yang dirasa berat sebelah di era kepemimpinan Jokowi.
Prabowo memberi contoh, ada kepala daerah yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin, namun tidak mengalami permasalahan.
"Tapi ada kepala desa di Jawa Timur menyatakan dukungan kepada kami, tapi sekarang ditahan, ditangkap. Jadi saya kira ini perlakuan tidak adil. Saya rasa pelanggaran HAM," kata Prabowo.
Baca juga: INFOGRAFIK: Drama Babak Belur Ratna Sarumpaet...
Jokowi tidak terima dengan pernyataan Prabowo tersebut. Ia menegaskan, Indonesia adalah negara hukum.
Jika ada bukti seperti yang disampaikan Prabowo, maka sebaiknya disampaikan ke penegak hukum. Jokowi kemudian memberi contoh kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
"Kita ini sering grusa-grusu menyampaikan sesuatu. Misalnya, jurkamnya pak Prabowo, misalnya ini, katanya dianiaya, mukanya babak belur. Kemudian konfrensi pers bersama-sama. Tapi kemudian apa yang terjadi? Ternyata operasi plastik," kata Jokowi disambut tawa para pendukungnya.
"Ini negara hukum, kalau ada bukti-bukti silahkan lewat mekanisme hukum, laporkan dengan bukti-bukti, gampang sekali. Kenapa harus menuduh-nuduh seperti itu," ujar Jokowi.
Terbaru, serangan Jokowi kepada Prabowo terjadi pada debat kandidat putaran kedua, Minggu (17/2/2019).
Debat kali ini mengangkat tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Dalam serangan kali ini, Jokowi menyinggung soal Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur dan Aceh Tegah.
Mulanya, Jokowi membanggakan pemerintahannya yang sudah membagikan konsesi lahan untuk masyarakat adat, hak ulayat, petani hingga nelayan.
Totalnya sekitar 2,6 juta hektar dari 12,7 hektar yang disiapkan pemerintah.
Baca juga: CEK FAKTA: Penjelasan soal Lahan Prabowo yang Disinggung Jokowi Saat Debat
Namun, Prabowo memiliki pandangan berbeda soal lahan. Menurut dia, program pembagian sertifikat tersebut memang menarik dan populer, tapi hanya menguntungkan satu atau dua generasi.