JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya memandang, bertambahnya kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Ali Kalora Cs menjadi 14 orang menunjukkan ada dinamika di lapangan.
Artinya, menurut Harits, ada kemungkinan jumlah akan bertambah secara pelan atau sebaliknya berkurang.
“Bertambah karena ada individu-individu baru dari wilayah Poso dan sekitarnya bergabung atau datang juga dari wilayah luar Poso,” kata Harits saat dihubungi, Rabu (16/1/2019).
Baca juga: Cegah Dukungan Kelompok Lain, Satgas Tinombala Diminta Segera Tangkap Ali Kalora Cs
Harits mengatakan, peristiwa tsunami di Palu beberapa waktu lalu menjadi momentum bagi orang-orang baru, yang sebelumnya menjalin kontak dengan kelompok Ali Kalora, untuk bergabung.
Menurut Harits, tak menutup kemungkinan mereka membangun kontak dan jaringan yang berada di bawah untuk menjadi pendukung gerakan kelompok Ali Kalora.
“Beragam sebab kenapa bertambah, bisa jadi soal ekonomi, dendam, rasa keadilan yang tidak didapatkan, atau pemahaman terhadap teks agama yang bias dari individu-individu baru yang beraviliasi,” tutur Harits.
Baca juga: Polisi Imbau 14 Anggota Ali Kalora Serahkan Diri
Di sisi lain, Harits berharap data terkait anggota kelompok Ali Kalora yang di publish ke masyarakat merupakan data yang valid dan sahih. Hal itu bisa digunakan untuk memberikan pendekatan persuasif kepada keluarga pelaku.
“Kita berharap (data anggota kelompok Ali Kalora) adalah A1, agar tidak terjadi salah sasaran atau target perburuan,” kata Harits.
“Dan membuka peluang pendekatan persuasif melalui keluarga agar bisa meminimalisir jatuhnya korban dan bisa ditangkap hidup-hidup di bawa ke pengadilan,” sambung Harits.
Baca juga: Kelompok Ali Kalora Bertambah, Ini yang Akan Dilakukan Satgas Tinombala
Diketahui ada penambahan empat anggota yang bergabung dengan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Sehingga total jumlah kelompok ini menjadi 14 anggota.
Empat orang tersebut teridentifikasi berasal dari Banten dan Makassar. Mereka semua telah ditetapkan sebagai buronan (DPO).
Keempat orang tersebut adalah Alvin asal Banten, Jaka (Banten), Ramadan (Banten), Alqindi Mutaqien (Banten), serta Andi Muhamad (Makasar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.