JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengimbau agar 14 anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Ali Kalora untuk menyerahkan diri.
“Himbauan agar menyerahkan diri untuk mengikuti proses hukum kepada kelompok Ali Kalora juga sudah dilakukan,” kata Dedi saat dihubungi, Rabu (16/1/2019).
Diketahui ada penambahan empat anggota yang bergabung dengan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Sehingga total jumlah kelompok ini menjadi 14 anggota.
Baca juga: Kelompok Ali Kalora Bertambah, Ini yang Akan Dilakukan Satgas Tinombala
Empat orang tersebut teridentifikasi berasal dari Banten dan Makassar. Mereka semua telah ditetapkan sebagai buronan (DPO).
Keempat orang tersebut adalah Alvin asal Banten, Jaka (Banten), Ramadan (Banten), Alqindi Mutaqien (Banten), serta Andi Muhamad (Makasar).
Dedi menyatakan, tim Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala terus mengejar sisa anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Ini Kendala Satgas Tinombala dalam Mengejar Kelompok Ali Kalora
Satgas Tinombala, kata Dedi, juga melakukan pendekatan lunak yang bertujuan mencegah penyebaran paham radikal kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi kelompok itu.
Selain kepada masyarakat, kata Dedi, aparat keamanan juga melakukan pendekatan preventif kepada para keluarga anggota MIT.
“Tindakan preventif satgas bersama masyarakat melakukan patroli bersama untuk antisipasi pelarian dan serangan kelompok tersebut ke masyarakat,” kata Dedi.
Baca juga: Kejar Ali Kalora Cs, Polisi Terjunkan Pasukan Ahli Perang Hutan
Sebelumnya, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng, ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada Senin, 31 Desember 2018.
Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.
Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso, terluka.