Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satire Jokowi yang Memancing Lawannya...

Kompas.com - 14/01/2019, 07:45 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo buka-bukaan menceritakan rasa geramnya.

Dia menyampaikannya ketika menghadiri deklarasi dukungan alumni perguruan tinggi negeri di Gelora Bung Karno, Sabtu (12/1/2019).

Jokowi pun membahasnya dengan bahasa-bahasa satir.

Meski Jokowi tak menyebutkan nama, peserta yang hadir seolah tahu kegeraman itu ditujukan untuk siapa.

Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Ada yang Bilang Indonesia Bubar, Enggak Ada!

Kubu calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun memberikan respons.

Sindiran Jokowi

Dalam acara itu, Jokowi menyinggung frasa "Indonesia punah" yang pernah diucapkan Prabowo sebelumnya.

Mulanya Jokowi mengaku kesal dengan pihak yang menyebar pesimisme di masyarakat.

Pesimisme tersebut dia nilai melemahkan bangsa Indonesia yang tantangannya luar biasa ke depan. Untuk menghadapi tantangan itu dibutuhkan optimisme bukan pesimisme.

"Kita harus optimistis, kita harus optimistis, harus optimistis. Jangan sampai ada pesimisme di antara kita," kata dia.

Baca juga: TKN: Dalam Pemerintahan Jokowi, Hukum Berdiri Sendiri Tanpa Intervensi

Jokowi tidak ingin ada yang menyebut Indonesia akan punah. Sesulit apa pun kondisi bangsa, rasa optimis harus tetap ada.

"Jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, enggak ada. Jangan sampai ada yang bilang Indonesia punah, enggak ada. Tidak ada. Saya kadang jengkel dan marah untuk hal-hal seperti itu," kata Jokowi.

Selain membahas pesimisme yang ditebarkan di masyarakat, Jokowi juga menyinggung pentingnya pengalaman dalam memimpin sebuah negara.

Baca juga: Jokowi: Belum Punya Pengalaman Langsung Mengelola Negara, Butuh Waktu Belajar Berapa Tahun?

Jokowi menceritakan tantangan yang dihadapinya mulai ketika menjadi wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, sampai Presiden.

Pertama kali menjabat sebagai wali kota Solo, dia pusing karena dunia birokrasi sangat berbeda dengan dunia bisnis yang digeluti sebelumnya.

"Hampir 1,5 tahun prosesnya saya belajar, belajar, belajar, belajar, belajar, pagi siang malam. Karena berbeda sekali kita mengelola institusi bisnis dengan kita mengelola sebuah pemerintahan, meskipun dalam lingkup kecil sebuah kota," lanjut dia.

Baca juga: Jokowi: Tahun 2019 Akan Terbangun 1.850 Kilometer Jalan Tol

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta dan Buku Kemajuan Infrastruktur Nasional Tahun 2018, di Jakarta, Selasa (11/12/2018). Presiden Joko Widodo mengharapkan kebijakan satu peta tersebut dapat menyelesaikan permasalahan tumpang tindih lahan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.Aprillio Akbar Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta dan Buku Kemajuan Infrastruktur Nasional Tahun 2018, di Jakarta, Selasa (11/12/2018). Presiden Joko Widodo mengharapkan kebijakan satu peta tersebut dapat menyelesaikan permasalahan tumpang tindih lahan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com