Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU Sebut Ada Upaya Mendelegitimasikan Penyelenggara Pemilu

Kompas.com - 09/01/2019, 05:48 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir, muncul berbagai isu yang bertujuan mendelegitimasi KPU.

Isu-isu tersebut, kata Arief, tidak berdasar pada fakta dan data atau ada juga yang bersifat hoaks. Sehingga, bisa mengganggu proses penyelenggaraan pemilu.

Terhadap isu-isu yang tidak berdasar fakta itu, KPU berkomitmen untuk melawannya.

"Kalau (isu) itu tak berdasar, enggak ada data dan faktanya, itu sudah pasti ingin mengganggu pemilu kita, mendeligitimasi penyelenggara pemilu, dan yang begini harus dilawan," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).

Baca juga: Tim Jokowi Sebut Ada Upaya Mendelegitimasi KPU

Menurut Arief, jelang penyelenggaraan pemilu, begitu banyak hoaks yang muncul. Hoaks tersebut bukan hanya menyerang KPU secara institusi, tetapi juga mengganggu tahapan pemilu, bahkan menyerang pribadi penyelenggara pemilu.

"Ada hoaks tentang saya disandingkan dengan orang lain semua orang tahu siapa saya, tak sulit mencari profil saya, gampang sekali. Di mana saya tinggal, dilahirkan di mana, sekolah di mana, tinggal di mana, tapi tetap saja orang menyebar itu. Maksudnya apa?" Ujar Arief.

Upaya pendelegitimasian itu juga terjadi pada penggorengan isu terkait penyelenggaraan debat calon presiden dan calon wakil presiden. Misalnya, mengenai batalnya sosialisasi visi-misi pasangan capres cawapres.

Soal lain adalah mengenai pemberian kisi-kisi pertanyaan debat ke pasangan calon.

Menurut Arief, kebijakan pembatalan sosialisasi visi misi dan pemberian kisi-kisi tersebut diputuskan melalui rapat persiapan debat yang digelar beberapa kali antara KPU dan tim kampanye kedua pasangan calon.

Keputusan itu berdasar pada kesepakatan seluruh pihak pada pertemuan tersebut. 

Baca juga: Timses Jokowi: Ada Manuver Berbahaya untuk Rusak Legitimasi KPU

KPU juga sempat menghadapi isu adanya tujuh kontainer yang berisi surat suara tercoblos di bagian pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ketujuh kontainer tersebut disebut berada di Tanjung Priok. 

KPU merespons isu tersebut dengan mendatangi Kantor Bea Cukai Tanjung Priok sebelum memastikan bahwa isu tersebut hoaks. 

Hoaks 7 kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube, Twitter, Instagram, Facebook dan WhatsApp.

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum batal memfasilitasi sosialisasi visi misi 9 Januari. Kedua tim pasangan Capres Cawapres pun kini berseteru menjelaskan alasan di balik pembatalan pemaparan.<br /> <br /> Wakil Ketua BPN Prabowo Sandi, Priyo Budi Santoso, menyesalkan pembatalan rencana penyampaian visi misi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang seharusnya difasilitasi KPU.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com