Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Gagal Dongkrak Elektabilitas Jokowi, Ma'ruf Amin Klaim Menangkan Jabar dan Banten

Kompas.com - 21/12/2018, 09:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Haji Ma'ruf Amin membantah pendapat bahwa keberadaan dirinya tidak menyumbang elektabilitas signifikan bagi pasangannya dalam pemilihan presiden 2019, Joko Widodo.

Sebaliknya, ia mengatakan, kehadirannya justru membuat beberapa provinsi di mana Jokowi kalah dalam Pilpres 2014 lalu, kini berbalik menjadi unggul.

"Saya sudah bekerja cukup baik ya. Yang saya bilang tadi, selama dua bulan ini saya masuk ke Jawa Timur, Jogjakarta. Bahkan ke NTB. Sekarang kami masuk ke Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menurut survei yang saya terima semuanya itu sudah dimenangkan kami meskipun tipis," ujar Ma'ruf ketika diwawancarai Rosiana Silalahi di Kompas TV, Kamis (20/12/2018) malam.

Baca juga: LSI: Maruf Amin Jadi Benteng dan Jangkar Jokowi Rebut Pemilih Muslim

Diketahui, pada Pilpres 2014 di Provinsi Banten, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla meraup 2.398.631 atau 42,90 persen suara. Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa meraup 3.192.671 atau 57,10 persen suara.

Di Jawa Barat, Jokowi-JK juga kalah dengan meraup 9.530.315 atau 40,22 persen. Sementara Prabowo-Hatta meraup 14.167.381 atau 59,78 persen suara.

Adapun di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah serta di DKI Jakarta, pasangan Jokowi-JK yang memenangkan suara.

Baca juga: Konsolidasi dengan Ulama, Maruf Amin Berkunjung ke Sukabumi

Ma'ruf melanjutkan, keunggulannya kini di sejumlah daerah di mana pada Pilpres 2014 lalu Jokowi kalah, akan menjadi modal untuk semakin memperbesar jarak dengan Prabowo-Sandiaga.

"Sekarang ke depan bagaimana bisa memperbesar kemenangan tipis itu menjadi kemenangan yang besar. Masih ada waktu sekian bulan, saya kira akan kami lihat, saya yakin kemenangannya bukan sekadar menang. Tapi harus cukup besar," lanjut dia.

Baca juga: Maruf Amin Ajak Kiai Mengingat Kembali Sejarah Berdirinya NKRI

Meski demikian, Ma'ruf tetap menghormati pendapat yang mengatakan bahwa keberadaannya tetap tidak membawa dampak positif bagi peningkatan elektabilitas Jokowi dalam Pilpres 2019. Menurut dia, boleh-boleh saja berpendapat demikian.

"Ya itu boleh saja, namanya pendapat. Bisa saja. Tapi kalau saya, bagi saya yang penting saya bekerja. Dari bulan Oktober, November, saya berkeliling. Bertemu para ulama dan mereka memberikan sambutan yang luar biasa," ujar Ma'ruf.

Kompas TV Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin membantah proses hukum terhadap Habib Bahar Smith adalah upaya kriminalisasi ulama. Berikut pernyataan keduanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com