JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, dinilai menjadi jangkar bagi Joko Widodo untuk pemilih muslim di Pilpres 2019, khususnya dalam hal menangkis isu-isu identitas yang berpotensi menggerus elektabilitas.
"Pemerintahan Jokowi yang diserang isu tak ramah terhadap Islam bisa diimbangi dengan kehadiran sosok Ma'ruf Amin yang merupakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ulama Nahdlatul Ulama (NU)," kata penelitisi Lembaga Sigi Lingkaran Survei Indonesia atau Denny JA, Adjie Alfaraby dalam jumpa pers di kantor LSI, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).
Hal itu kemudian diperkuat melalui survei LSI Denny JA yang dilakukan 5-12 Desember 2018. Survei itu menunjukkan 65,8 persen pemilih menyatakan simbol Islam tidak bisa digunakan untuk menggerus dukungan Islam ke Jokowi lantaran Ma'ruf adalah seorang pemimpin ulama.
Baca juga: Maruf Amin Yakin Suara NU Solid hingga Akar Rumput
"Ma'ruf memang tidak banyak mendongkrak suara Jokowi. Namun, dia bisa jadi benteng Jokowi serangan politik identitas terhadapnya," papar Adjie.
Ia mengungkapkan, hanya sebesar 17,4 persen publik yang menyatakan simbol Islam bisa menggerus dukungan pemilih terhadap Jokowi.
Lebih jauh, tutur Adjie, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan LSI Denny JA selama ini, isu-isu politik identitas bukan satu-satunya variabel yang mampu mempengaruhi perilaku pemilih.
Maka dari itu, ia yakin politik identitas tak banyak menggerus elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.
Adapun survei tersebut menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi dengan metode multistage random sampling dan margin of error sebesar 2,8 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.