Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Jokowi-Ma’ruf Amin: Tak Mungkin Ahmad Basarah Bicara Hoaks

Kompas.com - 04/12/2018, 18:33 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menuturkan pihaknya memberikan dukungan kepada Ahmad Basarah dalam mengikuti proses hukum terkait pelaporan sejumlah pihak ke Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya.

Basarah dilaporkan atas dugaan tindak pidana penghinaan dan penyebaran berita bohong (hoaks). Ia menyebut menyebut Presiden kedua RI, Soeharto, sebagai guru dari korupsi di Indonesia.

“Kami akan support Pak Ahmad Basarah untuk hal ini,” kata Arya di Posko Pemenangan Jokowi-Ma'ruf, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/2018).

Arya mengatakan, pihaknya akan tetap vokal berbicara disertai dengan fakta dan bukti.

Baca juga: Basarah Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Penghinaan Soeharto

“Selama faktanya ada kita akan tetap berbicara dan saya yakin Pak Ahmad Basaran berbicara fakta-fakta yang dia miliki tidak mungkin Pak Ahmad Basarah hoaks,” ujar Arya.

Menurut Arya, yang disampaikan Basarah cukup berdasar dan memiliki alasan yang masuk akal.

“Apa yang diungkapkan oleh Ahmad Basarah adalah apa yang tertera di media zaman dulu tahun 1998. Itu selalu jelas banyak TAP (ketetapan) MPR berangkat dari poin-poin (praktik KKN) tersebut. Bukan berangkat dari suara yang tidak ada materinya yang diomongkan oleh Pak Ahmad Basarah,” tutur Arya.

Kritik Prabowo Subianto

Di sisi lain, Arya justru mengkritik sikap dari calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ia menilai, Ketua Umum Partai Gerindra itu sebelum mengatakan korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium 4 harus mengevaluasi dirinya.

Arya menyinggung sikap dari Prabowo Subianto dan Partai Gerindra yang tetep mengusung calon anggota legislatif mantan koruptor.

“Pak Prabowo sebelum mengatakan itu (Indonesia sudah seperti kanker stadium 4) seharusnya ingat salah seorang tokohnya di Jakarta yang tetap nyaleg dan diberikan kesempatan nyaleg,” tutur Arya.

Namun, Arya tidak menyebut secara jelas siapa caleg yang dimaksud tersebut.

Baca juga: Basarah: Saya Akan Hadapi dan Ikuti Proses Hukum

Diketahui, Partai Gerindra tetap mengusung satu caleg mantan koruptor, yakni Mohamad Taufik dari Dapil DKI 3.

Polemik ini bermula dari pernyataan Basarah bahwa maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden ke-2 Soeharto. Berdasarkan itu, Basarah menyebut Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.

Berikut pernyataan Basarah mengenai hal itu : "Jadi, guru dari korupsi di Indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo."

Pernyataan Basarah sendiri sebenarnya merupakan respons dari pidato calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto di sebuah forum internasional di Singapura. Prabowo mengatakan, isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang sudah seperti kanker stadium 4.

Belakangan, Partai Berkarya berencana melaporkan Basarah ke Polri atas pernyataannya "Soeharto adalah guru korupsi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com