Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Jam Bersama Tim Pencari Pesawat Lion Air JT 610 dari Polisi Air Mabes Polri

Kompas.com - 02/11/2018, 05:05 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com — Tim gabungan, yang terdiri dari Badan SAR Nasional, TNI, Kepolisian, dan pihak lainnya, terus melakukan pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Salah satu tim yang tergabung adalah Polisi Air Mabes Polri. Kompas.com berkesempatan untuk ikut bersama mereka pada hari kedua pencarian pesawat, pada Selasa (30/10/2018).

Perjalanan dimulai dari Markas Direktorat Polisi Air di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebelum masuk ke kapal patroli, para penumpang, termasuk wartawan, diwajibkan untuk menggunakan jaket pelampung.

Perjalanan menuju Kapal Polisi (KP) Kolibri yang berada di lokasi pencarian pesawat di perairan Karawang ditempuh sekitar 2 jam.

Baca juga: FDR dan CVR Black Box Lion Air JT 610 Terpisah karena Benturan Keras

Ketika sampai di KP Kolibri, kepada para wartawan diperlihatkan serpihan badan pesawat yang telah ditemukan.

Setelah wartawan melihat serpihan tersebut, para awak kapal bertanya, "Wartawan sudah makan belum?". Ajakan makan kepada kami pun dilontarkan beberapa kali.

"Ayo makan dulu, jangan sampai perut kosong, nanti mabuk laut," kira-kira seperti itu yang diucapkan awak kapal kepada kami.

Namun, kami sepakat untuk makan siang setelah mendapatkan bahan berita.

Tak lama kemudian, Direktur Kepolisian Perairan Korps Kepolisian Perairan dan Udara Badan Pemeliharaan Keamananan (Dirpolair Korpolairud Baharkam) Polri Brigjen (Pol) Lotharia Latif dan Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto memberikan keterangan pers terkait proses pencarian yang sudah dilakukan.

Penyelam dari Polisi Air Mabes Polri lakukan penyelaman untuk mencari pesawat Lion Air JT 610, di perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018). KOMPAS.com/Devina Halim Penyelam dari Polisi Air Mabes Polri lakukan penyelaman untuk mencari pesawat Lion Air JT 610, di perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

Kemudian, sekitar pukul 12.15 WIB, sebuah kapal berisi para penyelam terlihat merapat ke KP Kolibri. Mereka membawa kantong jenazah yang isinya diduga bagian tubuh korban pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut.

Setelah menaikkan kantong jenazah ke kapal yang lebih besar, mereka kemudian menyantap makan siang.

"Tuh, taruh jenazah di situ, makan di situ, biasa saja mereka," ujar seorang awak kapal, sambil menunjuk ke para penyelam yang sedang makan di kapalnya.

Sekitar 30 menit setelahnya, kapal Kolibri mulai bergerak menuju lokasi lain. Tiba-tiba, seorang pimpinan di kapal tersebut menanyakan kepada wartawan apakah ada yang ingin pulang.

Baca juga: Satu Bulan Lagi, KNKT Umumkan Temuan Sementara Penyebab Jatuhnya Lion Air

"Itu yang laki-laki sudah muntah-muntah, itu pulang saja," celetuk seorang anggota polair. Setengah dari wartawan yang ada di KP Kolibri pun ikut pulang ke Tanjung Priok.

Kompas.com dan beberapa wartawan lain memutuskan untuk lebih lama berada di kapal.

Tak lama kemudian, muncul suara ramai-ramai dari para awak kapal. Ternyata, ada bagian tubuh yang ditemukan berada dekat kapal.

"Mana kantong jenazah?" teriak seorang awak yang mengamankan temuan tersebut.

Suara tactical boat kembali terdengar dari arah belakang kapal. Anggota lain terlihat merapat dengan membawa kantong jenazah lagi.

Pada saat yang bersamaan, terlihat beberapa bagian tubuh yang mengambang di sekitar kapal bersama barang-barang yang diduga milik korban, seperti pakaian dan sepatu.

Para awak kapal dengan sigap mengamankan beberapa temuan tersebut dan memasukkannya ke kantong jenazah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com