Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Dinilai Paling Potensial Jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 10/07/2018, 22:07 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, sosok Mahfud MD saat ini paling berpeluang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden. Sebab, Mahfud memiliki dua kelebihan yang tidak dimiliki oleh kandidat lainnya.

Kelebihan pertama, kata Haris, adalah kemampuan Mahfud di bidang hukum tata negara. Menurut Haris, pengalaman Mahfud yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi itu tidak perlu diragukan lagi.

"Mahfud ini memiliki keahlian di bidangnya, khususnya di bidang hukum," kata Syamsuddin kepada Kompas.com, Selasa (10/7/2018).

"Kalau tantangan ke depan adalah untuk menciptakan hukum dan demokrasi yang lebih baik, pilihannya Mahfud MD," tambah dia.

Baca juga: Golkar: Penentuan Cawapres Jokowi Harus Perhatikan Keinginan Mitra Koalisi

Selain itu, Haris juga menilai Mahfud mempunyai kelebihan kedua, yakni dekat dengan kalangan umat Islam. Oleh karena itu, Mahfud bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi, khususnya dari basis pemilih muslim.

"Dia dekat dengan kelompok Islam tidak hanya dengan NU, tapi juga Muhammadiyah," kata Haris.

Selain dua kelebihan itu, Haris juga menilai Mahfud adalah sosok yang bersih dan berintegritas. Ia tidak pernah tersangkut dengan masalah hukum.

"Pasangan Pak Jokowi itu memang harus orang yang bersih dan berintegritas, ini tidak kalah pentingnya," ucap dia.

Baca juga: Kata Moeldoko, Ada 4 Syarat Untuk Jadi Cawapres Jokowi

Selain Mahfud, Haris menilai ada dua nama lain yang juga berpeluang dipilih oleh Jokowi. Namun, berbeda dengan Mahfud, Haris menilai dua calon ini hanya punya satu keunggulan yang bisa ditonjolkan.

Jika Jokowi ingin mengambil tokoh dari partai politik, maka pilihannya adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Sebab, Airlangga adalah ketua umum partai kedua terbesar setelah PDI-P. Mesin partai Golkar pasti akan bekerja keras," kata Haris.

Sementara itu, jika Jokowi merasa tantangan yang berat di periode keduanya adalah ekonomi, maka ia bisa meminang Sri Mulyani. Haris menilai menteri keuangan tersebut sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Namun, ia tidak memiliki basis massa layaknya Mahfud atau Airlangga.

"Kembali ke Jokowi butuh cawapres yang seperti apa," kata dia.

Baca juga: PDI-P: Pengumuman Cawapres Jokowi Tunggu Cuaca Cerah

Presiden Jokowi sebelumnya mengaku sudah memutuskan siapa cawapres yang akan mendampingi maju pada pemilihan presiden 2019.

Namun, ia belum bersedia menyebutkan nama tersebut kepada publik.

"(cawapres) sudah ada, tinggal diumumin," kata Jokowi kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).

Jokowi tidak menjelaskan cawapres yang dimaksudnya hanya satu atau banyak nama. Jokowi meminta wartawan dan publik bersabar. Pengumuman nama cawapres, kata dia, harus dilakukan pada waktu yang tepat.

Kompas TV SMRC merilis hasil survei mengenai calon wakil presiden berdasarkan penilaian elite opinion leader dan massa pemilih nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com