"Ya kami tetap optimis mendukung Pak Prabowo terutama dengan melihat konstelasi di Jabar dan Jateng," kata Fadli.
"Kelihatannya dari Pilgub di Jabar maupun Jateng, keinginan untuk mengganti presiden cukup tinggi. Jadi kami justru cukup optimis dari hasil pilkada ini," ucapnya.
Oposisi mampu imbangi
General Manager Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas Toto Suryaningtyas mengungkapkan, hasil hitung cepat dari Litbang Kompas dan berbagai lembaga lainnya mengindikasikan kekuatan oposisi mampu mengimbangi kekuatan partai pro pemerintah.
Situasi itu akan membuat partai-partai pemerintah mengatur ulang strategi untuk Pemilu 2019.
"Ya, ini konstelasi yang didapat dari pilkada ini terutama di tiga provinsi besar di Jawa ini, kalau ditambah Sumut, sama Sulsel, Lampung, Bali, Maluku ya pasti akan memengaruhi," kata Toto kepada Kompas.com di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Baca juga: Exit Poll SMRC: Jokowi Kalah di Jawa Barat
Toto mencontohkan, di Jawa Barat, pasangan Tubagus Hasanuddin dan Anton Charliyan yang diusung oleh PDI-P tidak mendapatkan perolehan hitung cepat yang baik.
Sementara di sisi lain, kekuatan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang didukung PKS dan Gerindra mampu menyalip Tubagus-Charliyan, bahkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Baca juga: Pengamat: Tak Semua Kandidat PDI-P Kalah karena Sentimen Anti-Jokowi
Toto menuturkan, meski dari berbagai hasil hitung cepat, calon-calon dari partai pendukung pemerintah masih unggul, namun, kekuatan oposisi pada saat ini mulai bisa mengimbangi kekuatan partai pemerintah.
"Kenaikan Sudrajat-Syaikhu itu menggambarkan membesarnya pengaruh partai oposisi pemerintah di Jawa Barat. Apalagi, di Jateng yang tadinya (Sudirman Said-Ida Fauziah) diperkirakan kecil, sangat senjang, tiba-tiba jadi dekat. Nah itu, pasti memukul. Kemudian di Jatim, PDI-P yang mendorong Saifullah-Puti kemudian kalah," katanya.
Warning Bagi Jokowi
Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Nusron Wahid menilai, hasil sementara Pilkada 2018 menunjukkan Presiden Joko Widodo masih harus menggandeng kekuatan berbasis Islam jika ingin memenangi Pilpres 2019.
Nusron menyampaikan hal tersebut setelah berkaca dari hasil sementara Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Baca juga: Pasca-Pilkada, Gerindra Makin Intensif Bangun Koalisi bersama PKS-PAN
Ia mengatakan, tingginya perolehan suara pasangan calon Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Gerindra, PKS, dan PAN di Jawa Barat menunjukkan kuatnya basis massa ketiga partai yang kebanyakan merepresentasikan kelompok Islam.
Demikian pula dengan perolehan suara Sudirman Said-Ida Fauziyah di Jawa Tengah yang mencapai 41,66 persen.