Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Pastikan Kasus Sukmawati Akan Ditangani Profesional

Kompas.com - 06/04/2018, 18:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto memastikan, penanganan laporan-laporan terhadap Sukmawati Soekarnoputri akan ditangani secara profesional.

Polisi telah menerima belasan laporan polisi yang dilaporkan ke Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya.

Pelaporan ini terkait puisi yang dibacakan Sukmawati beberapa waktu lalu.

"Secara profesional kami tetap akan mencari keterangan semua yang terkait dengan fakta yang dia lakukan," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Baca juga: Pendemo Sukmawati Membubarkan Diri, Jalan Medan Merdeka Timur Kembali Dibuka

Polisi akan mulai dengan meminta keterangan saksi, para ahli, termasuk pelapor dan terlapor. Dari keterangan tersebut, akan dilihat apakah puisi yang dibacakan Sukmawati memenuhi unsur pidana atau tidak.

Meski demikian, selama proses penyelidikan, terbuka ruang untuk restorative justice atau penyelesaian perkara di luar pengadilan.

"Beliau ada upaya proaktif dengan meminta maaf. Jadi kita tunggu saja pemeriksaannya," kata Setyo.

Ormas Islam melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018). Pendemo menuntut Sukmawati Soekarnoputri atas pembacaan puisi yang dinilai sebagai bentuk penodaan agama.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ormas Islam melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018). Pendemo menuntut Sukmawati Soekarnoputri atas pembacaan puisi yang dinilai sebagai bentuk penodaan agama.

Namun, jika tak ada titik temu untuk restorative justice, proses hukum akan diteruskan.

Pelaporan ke polisi

Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan atas tuduhan penistaan agama. Di Polda Metro Jaya, ia dilaporkan pengacara bernama Denny AK dan Ketua DPP Partai Hanura Amron Asyhari.

Laporan itu dilakukan untuk menanggapi puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri di JCC Senayan beberapa waktu lalu dalam acara peringatan 29 tahun Anne Avantie Berkarya.

"Saat itu dia berkata bahwa syariat Islam disandingkan dengan sari konde, itu kan jelas menurut kami enggak bisa bisa disandingkan. Lalu, nyanyian Ibu Pertiwi lebih indah daripada azanmu. Kalau bicara begitu, dia meremehkan Sang Kuasa dong," ujar Denny.

Baca juga: Terkait Puisi Ibu Indonesia, Aliansi Muslimah Aceh Laporkan Sukmawati ke Polisi

Menurut Denny dan Amron, apa yang diucapkan Sukmawati sangat tidak pantas. Sukmawati dianggap telah menghina dan melecehkan umat Islam dengan membawa-bawa kata "cadar" dan "adzan".

"Kami maafkan jika beliau meminta maaf. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini belum ada permintaan maaf dari dia, yang ada hanya klarifikasi," kata Denny.

Kompas TV Untuk mengamankan aksi ini, ada sekitar 6.000 petugas gabungan polisi dan TNI yang disiagakan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com