JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo harus mampu mendekati Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jika berniat maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Pasalnya, sebagai mitra Partai Gerindra, PKS telah memiliki sembilan nama yang diajukan sebagai capres dan cawapres.
"Kalau dia (Gatot) ingin ke Prabowo, bagaimana caranya harus meyakinkan PKS. PKS kan juga ajukan nama," ujar Arya saat dihubungi, Rabu (4/4/2018).
(Baca juga: Gatot Nurmantyo Dinilai Tak Miliki Peluang Maju sebagai Cawapres Jokowi)
Belakangan nama Gatot disebut sebagai calon kuat pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Selain Gatot ada pula nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dihubungi terpisah, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa partainya menghargai jika Partai Gerindra mengusulkan nama Anies dan Gatot.
Menurut Mardani, PKS siap bermusyawarah terhadap dua nama yang disebut sebagai calon kuat cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"PKS menghargai inisiatif Gerindra dan siap bermusyawarah terhadap nama-nama lain," ujar Mardani saat dihubungi, Rabu (28/3/2018).
(Baca juga: Ditanya soal Gatot Nurmantyo, Airlangga Bilang Pat Gulipat, Siapa Cepat, Dia Dapat)
Meski demikian, kata Mardani, PKS masih tetap pada keputusan untuk mengajukan sembilan kadernya sebagai capres dan cawapres.
Kesembilan kader tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nurwahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, M Sohibul Iman, Salim Segaf Aljufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.
Hal itu telah diputuskan dalam rapat Majelis Syuro PKS.
"PKS sendiri masih pada keputusan mengajukan sembilan kader untuk Capres dan Cawapres sesuai Keputusan Majelis Syuro," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.