Selain lukisan sesama teman sekolahnya di Daya Pelita Kasih, ada juga lukisan dari anak didik Art Brut Indonesia Foundation, sebuah yayasan untuk mereka yang di antaranya menyandang masalah mental, skizofernia, dan autisme.
(Baca juga: Kisah Perjuangan Pasutri Mendirikan Sekolah Gratis untuk Anak Berkebutuhan Khusus)
Timotius Suwarsito, salah satu pengajar sekaligus pembina yayasan ini mengatakan, dalam pameran itu ada sekitar 18 lukisan dari sejumlah anak didiknya.
Salah satunya lukisan dari Raynaldy Halim atau Aldy, anak didiknya yang menyandang sindrome autisme. Murid berusia 20 tahun itu sudah mulai belajar melukis sekitar tiga hingga empat tahun lalu.
Setahun belakangan, Aldi mulai menghasilkan karya terbaiknya.
"Dalam setahun ini karyanya sudah hampir 1.000 lukisan, dengan gaya abstrak ekspresionis," ujar Timotius.
Karya lukisan Aldi menarik untuk dinikmati. Melalui lukisan, Aldi menyuarakan isi hatinya dengan bahasa yang sederhana tapi penuh makna yang mendalam.
"Aldy, ketika orang lihat karyanya, dia punya judul unik. Karyanya pantas untuk dikoleksi, dan membawa kesegaran," ujar Timotius.
Tak hanya di dalam negeri, karya Aldi juga rencananya ikut dipamerkan di sebuah museum di Paris, Perancis, pada Juni atau Juli 2018 mendatang.
Dukungan pemerintah dinilai perlu untuk membuat mereka yang berkebutuhan khusus itu terus berkarya dan dapat diterima masyarakat.
"Terutama untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana kita bisa menerima mereka di masyarakat, bagaimana bisa membantu mereka, dan membuat lingkungan di Indonesia ini menjadi lebih aman dan nyaman buat mereka," kata Lita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.