Sikap Aziz Syamsuddin
Aziz yang sedianya bukan pimpinan fraksi pun turut hadir dalam rapat Bamus dengan alasan namanya disebut sebagai pengganti Novanto di dalam surat resmi itu.
Rapat yang berlangsung dengan dibarengi penandatanganan petisi penolakan Aziz itu berlangsung alot. Rapat dimulai pukul 11.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 15.00 WIB dengan satu kali skors selama 15 menit.
Bamus DPR akhirnya hanya menyetujui pengunduran diri Novanto. Sedangkan penunjukan Aziz sebagai Ketua DPR ditunda hingga ada kepastian dari Fraksi Partai Golkar terkait nama calon ketua DPR yang akan disodorkan.
(Baca juga: Tunda Aziz Jadi Ketua DPR, Seluruh Fraksi Minta Golkar Selesaikan Konflik Internal)
Aziz mengatakan, penunjukannya sebagai ketua DPR harus ditunda lantaran menghindari kegaduhan yang muncul dari internal partainya.
"Ya kita lihat lah, biar enggak gaduh. Kita kan enggak mau politik jadi gaduh. Bagi saya enggak ada masalah," kata Aziz.
Meski demikian, Aziz tetap menganggap sah penunjukannya sebagai ketua DPR oleh Setya Novanto. Menurut Aziz, dalam AD/ART Golkar, penunjukan Ketua DPR tak harus didahului dengan rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
"Yang penting tanda tangan ketua umum dan sekjen dan dewan pembinanya sah," ujar Aziz.
(Baca juga: Aziz Syamsuddin Anggap Sah Penunjukannya sebagai Ketua DPR)
Saat ditanya apakah pergantian Ketua DPR oleh Partai Golkar akan menunggu terpilihnya ketua umum baru melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub), ia enggan menanggapi lebih jauh.
Menurut dia, hal ini akan dikembalikan ke internal Partai Golkar terlebih dulu. Ia pun meminta persoalan di DPR tak dicampuradukkan dengan permasalahan partai berlambang beringin itu.
"Nantilah sampai Januari. Nantilah kita lihat. Ini kan harus kita bedakan pemasalahan di DPR sama permasalahan di internal Golkar. Yang dibahas di sini permasalahan di DPR," tutur Aziz.
Surat pergantian Ketua DPR dari Novanto ke Aziz hanya dibacakan dalam rapat paripurna tanpa ada tindak lanjut pelantikan.