JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, kelompok kriminal bersenjata di Mimika, Papua, tak sekadar bermotif kriminal. Menurut dia, ada motif lain untuk memisahkan diri dari wilayah NKRI.
"Mereka memang kriminal, mengancam rakyat, memalak rakyat, menyandera rakyat, kan kriminal itu. Pakai senjata api. Tapi di benaknya, yang juga merupakan instrumen jadi satu kegiatan separatisme," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Oleh karena itu, kata Wiranto, pemerintah sepakat menggunakan istilah Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) untuk menyebut kelompok tersebut. Dengan adanya upaya separatis, maka TNI bisa masuk menjadi bagian untuk menumpas kelompok tersebut.
"Kita bersyukur sudah ada koordinasi yang sangat ketat baik pusat maupun daerah antara kepolisian dan TNI. Sehingga di daerah pun ada satu operasi yg padu antara prajurit kepolisian maupun TNI," kata Wiranto.
Baca juga : Detik-detik Menegangkan Operasi Senyap Kopassus dan Kostrad Bebaskan Sandera di Papua
Wiranto menganggap kelompok manapun yang berambisi memisahkan diri dari NKRI harus dilawan. Indonesia, kata dia, merupakan negara merdeka yang memiliki kedaulatan mutlak.
"NKRI sudah final. Tidak ada satu kelompok pun yang bisa melepaskan diri dari NKRI," kata dia.
Menurut Wiranto, pembebasan sandera tak berarti operasi keamanan di wilayah Papua selesai. Sejumlah anggota kelompok tersebut berpencar dan sembunyi saat petugas tim gabungan menyerbu Kampung Banti dan Kimbely untuk membebaskan sandera.
Tak tertutup kemungkinan adanya penambahan personel baik dari TNI maupun Brimob Polri untuk menangkap anggota kelompok yang masuk daftar pencarian orang.
Baca juga : Dapat Teror, 1.000 Masyarakat Lokal Papua Juga Minta Dievakuasi
"Dalam melanjutkan operasi pengejaran, kita akan laksanakan secara tuntas. Kita lanjutkan operasi bersama ini," kata Wiranto.
Upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh.
Baca juga : Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih Nyaris Ditembak Kelompok Penyandera
Kemudian, keesokan paginya, pasukan TNI dan Brimob bergerak menyerbu Kampung Kimbely dan Banti. Kelompok separatis bersenjata itu berhamburan menyelamatkan diri ke dalam hutan dan ke area ketinggian sambil menyerang aparat dengan tembakan bertubi-tubi.
Setelah kelompok tersebut menghilang dari pandangan, aparat gabungan TNI dan Polri lain bergegas menuju dua kampung itu untuk membebaskan ratusan warga yang disandera.