Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Jokowi Beri Peluang Manuver Pansus Lebih Agresif ke KPK

Kompas.com - 29/09/2017, 11:13 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta untuk tegas mengontrol partai politik pendukung Pemerintah terkait Panitia Khusus Hak Angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebab, ketidaktegasan Jokowi tersebut justru membuat manuver Pansus Angket yang dimotori parpol koalisi Pemerintah lebih agresif terhadap lembaga anti-rasuah.

"Ketidaktegasan Jokowi justru memberi peluang Pansus Angket untuk bermanuver politik lebih agresif lagi terhadap KPK," ujar Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2017).

(baca: Soal KPK Vs Pansus Angket, Jokowi Dianggap Lupa Tugas Kepala Negara)

Siti mengatakan, masyarakat dibuat bingung karena di satu sisi Jokowi tegas ingin KPK kuat.

Namun, di sisi lainnya, Jokowi diam tidak melakukan kontrol terhadap partai pendukungnya yang mayoritas mendorong Pansus Angket.

"Ini membuat berbagai kalangan khawatir akan berakhir seperti apa Pansus Angket yang diperpanjang. Apakah komitmennya masih sama, untuk memperkuat KPK atau justru sebaliknya mengakhiri KPK?" ujar Siti.

Menurut Siti, Jokowi harusnya sejak dini paham akan maksud dan tujuannya terselubung yang menjadi misi Pansus Angket, jika benar ingin membuat "ompong" KPK.

"Bila pelemahan atau pengakhiran KPK yang justru terjadi. Jokowi sejak dini harus dalam posisi yang tegas dan jelas mengedepankan program penguatan KPK yang memang in line dengan program Nawacita penegakan hukum," tegas Siti.

(baca: Mahfud MD: Produk Pansus Angket KPK Tak Berguna, Itu Sampah Saja)

Siti menyayangkan sikap parpol pendukung Jokowi yang justru menjadi "duri dalam daging" Pemerintah.

Berada di kubu Pemerintah, tetapi dengan tingkah laku seperti oposisi yang justru tidak sejalan dengan program Pemerintah.

"Jadi tidak ada beda antara parpol pendukung atau pengusung Jokowi dengan parpol oposisi. Parpol pendukung utama Jokowi justru yang sangat vokal menuntut," kata dia.

"Koalisi parpol pendukung seyogyanya menampilkan pernyataan dan tindakan yang in line dengan program Presiden. Itu kan konsekuensi logis parpol yang berada dalam koalisi. Mereka tidak boleh basa basi dalam mewujudkan penegakan hukum, penegakan keadilan dan pemberantadan korupsi," tutup Siti.

(baca: Istana Jelaskan Dua Alasan Jokowi Tak Intervensi Pansus Angket KPK)

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki sebelumnya menegaskan, Presiden tidak akan mendukung pelemahan terhadap KPK.

Namun, jika Presiden diminta mengintervensi Pansus Hak Angket KPK yang sedang bergulir di DPR, Teten memastikan bahwa Presiden tak akan melakukannya.

Sikap ini akan dipertahankan Jokowi meskipun publik menilai Pansus Hak Angket mengarah ke pelemahan terhadap KPK.

Setidaknya ada dua alasan bagi Jokowi. Pertama, Presiden berprinsip bahwa Pansus Hak Angket KPK merupakan wilayah legislatif, bukan eksekutif.

Kedua, Teten menegaskan, bergulirnya Pansus Hak Angket KPK, berdasarkan pendapat para ahli hukum, tidak akan berdampak pada keberadaan KPK.

Kompas TV Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi Kunjungi KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hati-hati, 'Drone' Bisa Dipakai untuk Intai Polisi hingga Jatuhkan Peledak

Hati-hati, "Drone" Bisa Dipakai untuk Intai Polisi hingga Jatuhkan Peledak

Nasional
KPK Harap Pansel Capim Aktif Serap Masukan Masyarakat

KPK Harap Pansel Capim Aktif Serap Masukan Masyarakat

Nasional
KY Diminta Turun Tangan Usai MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah

KY Diminta Turun Tangan Usai MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
2 Koordinator Jemaah Pemegang Visa Non-haji Ditahan, Terancam Denda 50.000 Riyal

2 Koordinator Jemaah Pemegang Visa Non-haji Ditahan, Terancam Denda 50.000 Riyal

Nasional
Alex Marwata Sayangkan Tak Ada Mantan Pimpinan KPK Jadi Anggota Pansel

Alex Marwata Sayangkan Tak Ada Mantan Pimpinan KPK Jadi Anggota Pansel

Nasional
Jokowi Tanggapi Putusan MA yang Buka Jalan Kaesang Maju Pilkada

Jokowi Tanggapi Putusan MA yang Buka Jalan Kaesang Maju Pilkada

Nasional
Jelang Idul Adha, Satgas Polri Pastikan Stok Beras di Sumatera Selatan Aman

Jelang Idul Adha, Satgas Polri Pastikan Stok Beras di Sumatera Selatan Aman

Nasional
Gerindra Sebut Poster Budi Djiwandono-Kaesang Bentuk Aspirasi Rakyat

Gerindra Sebut Poster Budi Djiwandono-Kaesang Bentuk Aspirasi Rakyat

Nasional
Putusan MA Dicurigai Muluskan Jalan Kaesang, PDI-P: Jangan Mengada-ada

Putusan MA Dicurigai Muluskan Jalan Kaesang, PDI-P: Jangan Mengada-ada

Nasional
Dua DPO Kasus “Vina Cirebon” Dihapus, Polri: Buktinya Belum Cukup, Saksi Fiktif

Dua DPO Kasus “Vina Cirebon” Dihapus, Polri: Buktinya Belum Cukup, Saksi Fiktif

Nasional
Politikus PDI-P Sebut Wacana Duet Anies-Ahok Telah Gembos

Politikus PDI-P Sebut Wacana Duet Anies-Ahok Telah Gembos

Nasional
Hari Ke-19 Keberangkatan Haji, 131.513 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 24 Wafat

Hari Ke-19 Keberangkatan Haji, 131.513 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 24 Wafat

Nasional
Singgung Putusan MK, Pengamat Nilai Putusan MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah Bernuansa Politik

Singgung Putusan MK, Pengamat Nilai Putusan MA Ubah Aturan Batas Usia Calon Kepala Daerah Bernuansa Politik

Nasional
Dua Anggota Pansel Capim KPK merupakan Komisaris BUMN

Dua Anggota Pansel Capim KPK merupakan Komisaris BUMN

Nasional
Pertamina Jadi Tuan Rumah Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

Pertamina Jadi Tuan Rumah Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com