Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Cerita Eks Anggota Bukti Masyarakat Tak Perlu Ikut-ikut ISIS

Kompas.com - 16/09/2017, 21:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa cerita mantan simpatisan kelompok Negara Islam Irah dan Suriah atau ISIS dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tak perlu bergabung dengan ISIS.

"Jadi pelajaran berharga bahwa ternyata sebetulnya cara keberagaman yang diajarkan oleh orang tua kita, ulama-ulama kita, sudah benar," kata Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini saat dihubungi, Sabtu (16/9/2017).

Salah satu hal yang ia garis bawahi adalah janji mendapatkan kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah. Menurut Helmy, gerakan tersebut lebih kepada gerakan politik yang mengatasnamakan agama.

(Baca WNI Eks Simpatisan ISIS: Saya Khilaf, Menyesal...)

"Enggak usah ikut-ikutanlah dengan yang model begini. Ternyata merugikan dan melenceng dari ajaran," kata dia.

Di sisi lain, PBNU juga mengimbau agar masyarakat menerima kembali para eks simpatisan ISIS sebagai bagian dari masyarakat.

Ia yakin bahwa prosesnya tak akan lama sebab masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah pribadi yang pemaaf. Namun, menurutnya perlu ada tahapan yang dilalui, misalnya perlu pembinaan atau proses "naturalisasi". Hal itu untuk memastikan bahwa mereka menyesali perbuatannya.

"Menurut saya perlu ada tahapan itu. Bukan berarti skeptos atau curiga, ya," ucap anggota Komisi X DPR itu.

Jika para eks simpatisan ISIS sudah benar-benar menyesali perbuatannya, Helmy menilai tak ada lagi alasan dari masyarakat untuk tak menerima mereka kembali.

(Baca Pengakuan Anggota ISIS)

Dalam tahap pembinaan tersebut, pemerintah perlu melakukan pendataan dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi masyarakat.

"PBNU siap untuk memberikan diskusi kembali dengan mereka. Kami siap menerima, menampung eks ISIS ini untuk kembali diluruskan dalam pengajaran keagamaannya," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Belum lama ini sejumlah eks simpatisan ISIS asal Indonesia menceritakan kisah mereka selama lebih dari dua tahun tinggal di Suriah dan meloloskan diri dari cengkeraman ISIS.

Dalam talkshow "Rosi" di Kompas TV, Nurshadrina Khaira Dhania (19) mengaku tertipu dengan seluruh janji dan propaganda ISIS yang dia dapatkan dari internet.

Sesampainya di Suriah pada Agustus 2015, ia tidak menemukan kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.

Nur mengaku tertipu dengan propaganda ISIS. Apa yang dia baca soal ISIS melalui internet sama sekali tidak sesuai kenyataannya. Harapan akan kehidupan yang lebih baik pupus setelah dia memutuskan hijarah ke Suriah.

Setelah satu tahun berada di sana Nurshadrina baru menyadari bahwa tindakan ISIS sangat jauh berbeda dengan ajaran Islam. Warga asli Suriah diperlakukan dengan kejam jika berani menentang ISIS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com