"Jadi pelajaran berharga bahwa ternyata sebetulnya cara keberagaman yang diajarkan oleh orang tua kita, ulama-ulama kita, sudah benar," kata Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini saat dihubungi, Sabtu (16/9/2017).
Salah satu hal yang ia garis bawahi adalah janji mendapatkan kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah. Menurut Helmy, gerakan tersebut lebih kepada gerakan politik yang mengatasnamakan agama.
(Baca WNI Eks Simpatisan ISIS: Saya Khilaf, Menyesal...)
"Enggak usah ikut-ikutanlah dengan yang model begini. Ternyata merugikan dan melenceng dari ajaran," kata dia.
Di sisi lain, PBNU juga mengimbau agar masyarakat menerima kembali para eks simpatisan ISIS sebagai bagian dari masyarakat.
Ia yakin bahwa prosesnya tak akan lama sebab masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah pribadi yang pemaaf. Namun, menurutnya perlu ada tahapan yang dilalui, misalnya perlu pembinaan atau proses "naturalisasi". Hal itu untuk memastikan bahwa mereka menyesali perbuatannya.
"Menurut saya perlu ada tahapan itu. Bukan berarti skeptos atau curiga, ya," ucap anggota Komisi X DPR itu.
Jika para eks simpatisan ISIS sudah benar-benar menyesali perbuatannya, Helmy menilai tak ada lagi alasan dari masyarakat untuk tak menerima mereka kembali.
(Baca Pengakuan Anggota ISIS)
Dalam tahap pembinaan tersebut, pemerintah perlu melakukan pendataan dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi masyarakat.
"PBNU siap untuk memberikan diskusi kembali dengan mereka. Kami siap menerima, menampung eks ISIS ini untuk kembali diluruskan dalam pengajaran keagamaannya," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Belum lama ini sejumlah eks simpatisan ISIS asal Indonesia menceritakan kisah mereka selama lebih dari dua tahun tinggal di Suriah dan meloloskan diri dari cengkeraman ISIS.
Dalam talkshow "Rosi" di Kompas TV, Nurshadrina Khaira Dhania (19) mengaku tertipu dengan seluruh janji dan propaganda ISIS yang dia dapatkan dari internet.
Sesampainya di Suriah pada Agustus 2015, ia tidak menemukan kehidupan yang lebih baik di bawah konsep negara khilafah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.
Nur mengaku tertipu dengan propaganda ISIS. Apa yang dia baca soal ISIS melalui internet sama sekali tidak sesuai kenyataannya. Harapan akan kehidupan yang lebih baik pupus setelah dia memutuskan hijarah ke Suriah.
Setelah satu tahun berada di sana Nurshadrina baru menyadari bahwa tindakan ISIS sangat jauh berbeda dengan ajaran Islam. Warga asli Suriah diperlakukan dengan kejam jika berani menentang ISIS.
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/16/21241491/pbnu-cerita-eks-anggota-bukti-masyarakat-tak-perlu-ikut-ikut-isis