Sambungan internet diawali dengan bicara per telepon. Mamak dalam posisi mengirim, Totok menerima.
“Setelah kontak telepon biasa, saya menghitung 1, 2, 3 dan kami sama-sama menekan tombol enter. Pembicaraan sudah tidak bisa dilakukan dan terdengar suara macam sirene. Gagang telepon diletakkan di tempatnya dan mata kami terus melotot ke monitor. Wah, gagal, karena tulisan connect-nya tidak segera muncul,” cerita Mamak.
Baca juga: Sejarah Internet di Indonesia dan Perannya Melengserkan Soeharto
Percobaan terus diulang berkali-kali hingga dinihari, kadang-kadang nyambung tapi terus putus lagi. Akhirnya, keduanya sadar, sambungan antarkomputer memerlukan kejernihan dan agak sulit apabila jaringan telepon sudah melewati PABX.
Keduanya lalu sepakat untuk mencoba dari rumah ke rumah.
Namun, laptop hanya ada satu. Raymond tidak menyetujui pembelian laptop lagi. Tidak putus asa, Mamak dan Totok mencari cara untuk bisa mendapatkan laptop.
“Kami mencari komputer pinjaman dengan ‘mengakali’ penjual komputer. Kami katakan kepada penjual komputer, Kompas ingin membeli laptop. Masuklah dua penawaran yang setuju barangnya diuji selama satu pekan,” kata Mamak.
Bermodalkan laptop “pinjaman”, percobaan diadakan dari rumah Mamak di Kebon Jeruk, Jakarta, dan rumah Totok di Tangerang. Sekali-kali percobaan sambungan juga didakan di luar kota. Hasilnya, sukses!
Akhirnya, dengan berbagai alasan, laptop dikembalikan kepada penjualnya. Laptop tak jadi dibeli. Yang penting, percobaan sudah berhasil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.