Itu pula sebabnya dalam dunia penerbangan dikenal sebagai dunia yang diawasi dengan ketat oleh para inspektor penerbangan.
Demi keselamatan
Dunia penerbangan memang sebuah dunia yang sangat hitam putih dalam konteks mematuhi aturan, ketentuan dan atau regulasi yang diberlakukan.
Nah, dalam konteks inilah maka penerapan dari aturan-aturan yang ada secara otomatis membuat para pengguna jasa angkutan udara menjadi merasa "tidak-nyaman".
Padahal sebenarnya, ketidak-nyamanan yang terjadi itu justru bertujuan untuk keselamatan penerbangan. Sasaran utamanya adalah keselamatan dari para pengguna jasa angkutan udara sendiri. Pemahaman ini seringkali kurang dimengerti oleh para penumpang.
Dari sudut pandang penumpang, biasanya selalu muncul sikap tidak senang bila diperlakukan sebagai orang yang dicurigai membawa barang-barang yang dilarang.
Saya kan naik pesawat ini "bayar", kenapa harus diperlakukan sebagai orang yang dicurigai membawa barang-barang berbahaya atau dilarang?
Saya kan sudah sering bepergian naik pesawat, bukan pertama kali ini saja. Saya kan sering keluar negeri.
Saya tau kok aturan bepergian dengan pesawat terbang. Harusnya kan bisa dilihat siapa-siapa penumpang yang patut dicurigai atau tidak, dan beragam pandangan lainnya.
Secara psikologis, para penumpang memang akan selalu ingin buru-buru untuk cepat naik pesawat dan sampai di tujuan.
Pada saat yang bersamaan semua petugas dalam bisnis penerbangan terikat ketat dengan "time-schedule" agar setiap penerbangan dapat berlangsung "on-time".
Tidak tersedia waktu yang cukup untuk beramah tamah dan atau berbasa-basi dalam menjalankan tugas.
Pada titik inilah bertemu dua kepentingan yang sangat jauh berbeda dan cenderung berlawanan antara penumpang pesawat terbang dengan petugas pengawal keamanan dan keselamatan penerbangan.
Bila kita ingin mencermati permasalahan ini dengan kepala dingin, maka insiden sejenis ini berpotensi terulang di masa mendatang.