Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Mengapa Pemeriksaan di Bandara Menjengkelkan?

Kompas.com - 07/07/2017, 09:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Kita tahu peristiwa samacam itu bukan yang pertama. Pemeriksaan penumpang pesawat terbang sangat tidak "disukai" oleh kebanyakan penumpang. Pemerikasaan kerap dirasa sebagai sangat berlebihan dilakukan dan mengganggu kenyamanan.

Pemeriksaan penumpang yang "super-ketat" bermula dari kerap terjadinya pembajakan pesawat terbang oleh kelompok teroris.

Titik puncak dari sikap untuk mewaspadai teror di udara mengalir deras sejak terjadinya peristiwa 911 yang memakan korban ribuan nyawa dari orang-orang yang tidak berdosa.

Sejak peristiwa 911 di tahun 2001 seluruh pola pemeriksaan keamanan dan keselamatan terbang terutama dalam kegiatan penerbangan sipil komersial berubah secara drastis.

Ketakutan orang akan berulangnya peritiwa 911 telah menjadikan tata cara prosedur pemeriksaan barang dan orang pengguna jasa angkutan udara menjadi "super-ketat" dan bahkan terasa berlebihan.

Bepergian dengan penerbangan sipil komersial di seantero dunia, terutama di atau ke Amerika dan Eropa ditahun-tahun awal 2000-an menjadi amat sangat tidak menyenangkan.

Antrean panjang di hampir semua bandara internasional terjadi di mana-mana terutama untuk tujuan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Hampir semua rute internasional mengalami delay yang sangat menjengkelkan karena lamanya urusan pemeriksaan barang dan penumpang yang cenderung bertele-tele dan sangat tidak bersahabat.

Itulah yang terjadi.

Dengan berjalannya waktu mekanisme yang sangat menjengkelkan pasca 911 kini sudah jauh berkurang. Akan tetapi tetap saja proses "security-check" di bandara terlebih di bandara international memang sudah telanjur berpola seperti itu.

Pemeriksaan melalui "Xray-Gate" yang mengharuskan orang buka sabuk, buka jam tangan dan bahkan buka sepatu sangat sulit dapat dipahami dengan baik oleh para penumpang. Terlebih ada airport yang memang mengharuskan seketat itu tetapi ada juga yang tidak seperti itu.

Mengapa hal itu harus dilakukan?

Penjelasan mengenai hal ini harus diakui memang hampir dapat dikatakan tidak ada. Di balik semua ketidaknyamanan yang kita alami sebagai penumpang selama ini, syukur alhamdulillah, kejadian 911 memang tidak terulang kembali.

Idealnya, para penumpang dapat memahami bahwa seluruh proses yang dirasa tidak nyaman tersebut terkait dengan keselamatan terbang. Di balik ketatnya pemeriksaan, tujuan utama sebenarnya adalah menjamin keselamatan para penumpang. 

Di pihak lain, para profesional penyelenggara keamanan penerbangan dituntut pula untuk bersikap dan bertindak secara proporsional dalam menjalankan tugas di tengah keterbatasan waktu yang tersedia.

Dalam konteks ini, kita berharap sikap saling menghargai antara para pengguna jasa angkutan udara dan pihak penanggungjawab keselamatan dan keamanan terbang dapat terbangun dengan baik.

Selama kita mau untuk saling menghargai satu sama lain maka tidak akan ada kejadian apapun yang tidak menyenangkan, apalagi kejadian yang "menjengkelkan".

Saya ingin menutup uraian ini dengan mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Albert Einstein:

“I speak to everyone in the same way, whether he is the garbage man or the president of the university.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com