Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2017, 07:08 WIB
|
EditorInggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Mimik wajah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, berubah saat nama mantan Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto, disebut.

Beberapa kali nama Novanto disebut dalam sidang e-KTP oleh para saksi. 

Awalnya, Nazaruddin sangat bersemangat menyatakan akan terbuka di persidangan.

Terbukti, dia memang secara gamblang menyebutkan detil soal pembagian uang ke Komisi II hingga Badan Anggaran DPR.

"Semua yang saya sampaikan adalah benar dan saya sudah menyampaikan hal ini, dan tidak pernah berubah. Kalau ada yang bilang tidak menerima, menurut saya, dia segera tobat," ujar Nazaruddin, seusai sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (3/4/2017).

Namun, saat disinggung soal peran Novanto dalam pembahasan anggaran, Nazaruddin seolah menghindar.

(Baca: Beda Keterangan Nazaruddin Terkait Setya Novanto)

Ia hanya mengumbar senyum yang memperlihatkan kawat gigi yang baru-baru ini dia kenakan.

Selanjutnya, ia memilih menjawab pertanyaan lain soal komitmennya membantu KPK dalam mengungkap kasus itu.

Nazaruddin mengatakan, bukan hanya e-KTP, dulu dia pernah mengungkap sejumlah nama dalam proyek Hambalang dan Wisma Atlet.

"Dulu dibilang itu bohong, kan sudah terbukti semua. E-KTP juga gitu, tapi kan sudah terungkap semua," kata Nazar.

"Yang saya sampaikan benar, yang menerima itu benar. Kalau tidak terima (uang), sudah komplain. Tidak turun anggaran e-KTP," lanjut dia.

"Termasuk Setya Novanto (yang menerima)?" tanya wartawan.

Nazar kembali tersenyum. Kali ini senyumnya lebih lebar. Entah apa makna di balik senyum Nazaruddin.

Bahkan, saat persidangan, ia tidak membenarkan isi berita acara pemeriksaan yang menyebutkan adanya keterlibatan Novanto dalam proyek e-KTP.

(Baca: Jaksa KPK Telusuri Intervensi Setya Novanto dalam Proyek E-KTP)

Jaksa penuntut umum membacakan BAP yang menyebut adanya pertemuan Nazaruddin dan Anas bersama Novanto dan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pacific Place, Jakarta.

Saat itu, Anas minta realisasi atas kesepakatan yaitu 35 persen dari keuntungan bersih proyek e-KTP.

Novanto kemudian menjanjikan akan memberi 3 juta dollar AS pada Agustus atau September 2010.

"Apa benar keterangan di dalam BAP Saudara?" tanya jaksa.

"Mas Anas ketemu Andi. Setelah penetapan pemenang, dikasih 3 juta dollar. Pertemuan dengan Anas dan Andi benar," kata Nazaruddin.

Namun, Nazaruddin tak membenarkan ada Novanto dalam pertemuan itu.

Menurut dia, uang itu akhirnya diberikan kepada Anas oleh Andi.

Jaksa mempertanyakan keterangan yang berbeda soal Novanto. Dalam BAP jelas disebutkan bahwa Novanto yang menjanjikan Anas.

Namun, dalam sidang, keterangannya berbeda.

"Waktu itu... Lupa saya," kata Nazaruddin.

(Baca: Dalam BAP, Ganjar Sebut Andi Narogong Teman Dekat Setya Novanto)

Sikap ini bertolak belakang saat kasus e-KTP belum diproses sejauh ini.

Beberapa kali Nazar menyebut Novanto terlibat dalam korupsi megaproyek tersebut.

Nazarudin menyebut Novanto sebagai pengendali proyek e-KTP, bersama Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum.

Namun, saat itu Novanto membantah kicauan Nazaruddin.

Pada kesempatan berikutnya, Nazar kembali menyebut peran Novanto sebagai pemberi perintah untuk mengawal proyek e-KTP dan pembagian 'fee' ke sejumlah pihak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 13 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Merinding Tahu Putri Ariani Dapat Golden Buzzer di America's Got Talent

Ganjar Merinding Tahu Putri Ariani Dapat Golden Buzzer di America's Got Talent

Nasional
Indonesia Resmi Bebas Masker, Masyarakat Tetap Diminta Booster Vaksin Covid-19

Indonesia Resmi Bebas Masker, Masyarakat Tetap Diminta Booster Vaksin Covid-19

Nasional
Ganjar Sebut Jokowi Kalah di Beberapa Tempat Gara-gara 'Stempel PKI'

Ganjar Sebut Jokowi Kalah di Beberapa Tempat Gara-gara "Stempel PKI"

Nasional
PDI-P Atur Pertemuan Tertutup Megawati dengan Cak Imin-Airlangga Hartarto

PDI-P Atur Pertemuan Tertutup Megawati dengan Cak Imin-Airlangga Hartarto

Nasional
Deret Jenderal TNI-Polri Pendukung Ganjar, Ada Mantan KSAL Sampai KSAU

Deret Jenderal TNI-Polri Pendukung Ganjar, Ada Mantan KSAL Sampai KSAU

Nasional
Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Nasional
Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Nasional
Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Nasional
Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Nasional
Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Nasional
Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Nasional
Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Nasional
Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Nasional
Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com