BOGOR, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang menemukan benda diduga bom di sebuah rumah di Jalan Bintara Jaya 8, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12/2016) lalu.
Bom tersebut rencananya akan diledakkan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (11/12/2016) pagi, saat pergantian pasukan jaga pasukan pengamanan presiden.
“Ya tentu bersyukur ditangkap sebelum melaksanakan (pengebomannya) kan,” kata Wapres, seusai menghadiri Halaqah Ulama ASEAN 2016 di Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/12/2016).
Menurut Wapres, dengan keberhasilan deteksi dini tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan aparat keamanan Indonesia cukup baik.
“Nah itu lah kita bersyukur bahwa Indonesia itu mempunyai kemampuan yang baik,” ujar dia.
Bom yang ditemukan di kawasan Bintara tersebut memiliki bobot seberat 3 kilogram berjenis TATP dan berbentuk rice cooker.
Bom ini memiliki daya ledak tinggi dengan daya penghancuran seluas radius 300 meter dan kecepatan 4.000 km/jam.
Dalam penemuan itu, Densus 88 juga mengamankan DYN penghuni kamar kontrakan nomor 104.
Selain DYN, Densus juga mengamankan tiga tersangka lainnya. Dua ditangkap di flyover Kalimalang, berinisial MNS dan AS.
Sedangkan SY diamankan di Dusun Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar.
Saat ini, ada dua orang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Keduanya diduga ikut membantu merakit bom.
Mereka diduga merupakan sel yang dibentuk oleh Bahrun Naim.
Adapun Bahrun merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh di Suriah setelah ia bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).