Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Perkara Ahok dan Duka Jokowi, Ini Berita Kemarin yang Patut Anda Simak

Kompas.com - 16/11/2016, 09:42 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com – Gelar perkara kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi berita yang banyak mendapat perhatian hari Selasa (15/11/2016) kemarin.

Berita yang juga banyak dibaca adalah dukacita Presiden Joko Widodo atas berpulangnya Intan Olivia Marbun, bocah 2,5 tahun, yang tewas karena teror pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda.

Berita lain yang cukup mengejutkan adalah kabar wafatnya psikolog Sarlito Wirawan.

Selain itu, informasi lain yang patut disimak adalah peringatan Presiden Filipina Duterte mengenai ancaman teroris ISIS dan usaha Google memblokir iklan di situs-situs berita palsu.

Berikut 5 berita kemarin yang sebaiknya Anda simak:

1. Gelar Perkara Kasus Ahok

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berfoto bersama warga saat berada di Rumah Lembang, Jakarta, Senin (15/11/2016). Setiap pagi, dari Senin hingga Jumat, Ahok akan menerima pengaduan warga mengenai permasalahan Ibu Kota di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta.
Gelar perkara kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dilakukan pada hari ini, Selasa (15/11/2016), di Mabes Polri, Jakarta.

Polri mengundang pihak luar, seperti Ombudsman dan Komisi Kepolisian Nasional, sebagai pengawas.

Tugas mereka hanya mengawasi, bukan dimintai keterangan. Adapun pelaksanaan gelar perkara tetap tertutup dari sorotan media.

"Gelar perkara penyelidikan secara terbuka terbatas dengan menghadirkan pihak terlapor dengan ahlinya. Kemudian, juga ada ahli yang ditunjuk penyidik sendiri," ujar Ari.

Gelar perkara dimulai dengan penyampaian hasil penyelidikan oleh tim penyelidik kasus Ahok.

Penyelidik juga memperlihatkan sejumlah bukti, salah satunya video yang diunggah di YouTube.

Penyelidik juga membacakan poin penting dari hasil permintaan keterangan para saksi dan ahli. Selama proses penyelidikan, sekitar 40 saksi dan ahli dimintai keterangannya.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Duka Presiden karena Kematian Intan

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Aksi seribu lilin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (14/11/2016). Aksi damai ini bentuk solidaritas dan doa untuk korban bom molotov di Samarinda.
Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya Intan Olivia Marbun, bocah 2,5 tahun, yang tewas karena teror pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda.

Presiden mengatakan, teror tersebut merupakan tindakan di luar batas kemanusiaan.

Ia menyebut bahwa aksi kekerasan dan terorisme merupakan tantangan global yang juga dihadapi oleh negara-negara di dunia.

"Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa dukacita saya atas meninggalnya Intan. Itu sudah di luar batas kemanusiaan karena ini anak-anak kita," ujar Presiden Joko Widodo seusai memberikan arahan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung, Selasa (15/11/2016), seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana.

Terlepas dari aksi teror yang terjadi di Samarinda tersebut, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada jajaran Komandan Kodim dan Komandan Korem di seluruh Indonesia untuk turut memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Sarlito Wirawan Berpulang

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Guru Besar Psikologi UI Sarlito Wirawan
Psikolog Sarlito Wirawan meninggal di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016) pukul 22.18 WIB.

Sarlito dikenal sebagai psikolog cakap yang menghasilkan banyak karya. Dia juga menjadi andalan kepolisian untuk memecahkan sejumlah kasus pidana.

Sepekan sebelum meninggal, Sarlito sempat dimintai pendapat soal dugaan kasus penistaan agama yang menyeret Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sarlito Wirawan lahir di Purwokerto, 2 Februari 1944. Dia meraih gelar sarjana psikologi dari Universitas Indonesia pada 1968.

Lalu, dia meneruskan studinya ke Universitas Edinburg di Skotlandia dan Universitas Leiden di Belanda. Sarlito juga meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia. Almarhum menjadi Guru Besar Fakultas Psikologi UI pada 1991.

Sarlito mengajar di Fakultas Psikologi UI sejak 1968. Psikolog yang dikenal ramah ini juga sempat menjadi konsultan di beberapa perusahaan swasta dan lembaga pemerintah.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Duterte Peringatkan ISIS

DEAN.K / AFP Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menaruh perhatian atas keberadaan para teroris anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini terusir dari Suriah dan Irak.

Ada potensi mereka akan kembali ke negara asal, lalu berulah di sana. Menurut Duterte, jika hal itu terjadi di Filipina, dia akan mengorbankan aspek hak asasi manusia (HAM) demi memastikan keamanan rakyatnya.

Duterte, Senin (14/11/2016) kemarin, di Manila, menyebut, Provinsi Mindanao, Filipina selatan, sudah menjadi sarang pemberontakan dan bandit.

Dia khawatir dengan ancaman terorisme dan perusuh yang masuk, mereka bisa memanfaatkan rasa tidak aman yang tercipta di tengah warga.

"Setelah teroris dari Timur Tengah, yang terusir dari kawasan itu, mereka akan mengembara ke tempat lain dan akan datang ke sini. Kita harus menyiapkan diri untuk itu," kata Duterte saat berpidato di hadapan lembaga penegak hukum.

"Ingat, mereka tidak memiliki sedikit pun penghargaan pada hak asasi manusia, percayalah. Saya tidak akan membiarkan rakyat saya dibunuh demi hak asasi manusia, itu omong kosong," kata dia

Baca beritanya selengkapnya di sini.

5. Google Blokir Iklan di Situs Berita Palsu

Google Google Doodle tanggal 23 September 2016 berupa rangkaian slideshow gambar untuk memperingati ulang tahun ke-99 Rodolfo Guzman Huerta alias El Santo
Raksasa-raksasa internet seperti Facebook, Google, dan Twitter banyak disalahkan karena dinilai membantu menyebarkan informasi palsu yang berujung pada kemenangan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.

Menanggapi tudingan tersebut, awal pekan ini Google mengumumkan rencana untuk memblokir tayangan iklan dari jaringan AdSense miliknya di situs berita yang menayangkan informasi palsu atau hoax.

“Ke depan, kami akan membatasi penayangan iklan di laman-laman yang memalsukan atau menyembunyikan informasi mengenai penerbit, konten penerbit, atau tujuan utama dari properti web dimaksud,” tulis Google dalam sebuah pernyataan yang dirangkum KompasTekno dari Reuters, Selasa (15/11/2016).

Dalam menyortir situs yang dinilai menayangkan berita palsu, Google akan menerapkan evaluasi dengan kombinasi tim manusia dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Kecerdasan buatan ini mampu belajar ciri-ciri situs berita palsu sehingga makin mempercepat proses penyaringan.

Tidak dijelaskan lebih lanjut soal bagaimana Google akan mengimplementasikan kebijakan baru tersebut.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com